Saat ini di daerah saya lagi panen padi. Tapi banyak petani dibuat menangis karena hasil panennya jauh dari harapan. Ada sebagian yang hanya balik modal, ada juga yang malah gulung tikar.
Gagal panen yang dialami para petani kali ini diakibatkan karena serangan hama wereng, tikus dan juga potong leher. Ditambah turunnya hujan deras yang terjadi beberapa kali pada malam hari menambah penderitaan petani semakin lengkap. Karena padi yang belum menguning dengan sempurna itu banyak yang ambruk. Sehingga padinya tidak bisa menguning dengan sempurna dan mempersulit petani saat menuainya.
Karena banyak padi yang diserang hama dan ambruk, banyak orang yang ogah-ogahan disuruh menuai padi. Kalaupun mau, mereka memilih dibayar uang daripada dibayar padi. Kalau dibayar padi, mereka merasa rugi karena satu petak yang biasanya dapat 1 ton lebih padi, kali ini dapat kurang lebih separonya. Kalau dibayar uang, setiap satu petaknya mereka minta 450ribu sampai 600ribu, tergantung banyak tidaknya padi yang ambruk.
"Manut sajalah, daripada ndak ada yang menuai", kata sebagian petani pasrah. Kalau dipikir-pikir harga segitu bikin petani rugi karena hasil panennya yang tidak terlalu bagus. Tapi mau gimana lagi? Petani tidak punya pilihan lain.
Padinya pada bobok manis.
Alhamdulillah..... meskipun banyak petani yang mengalami gagal panen termasuk mertua saya, tapi saya tidak mengalaminya. Memang hasil panennya agak menurun dari panen kemarin, tapi sudah termasuk baguslah, buat beli pupuk masih ada sisa. Yach.... mungkin rejekinya si Alfi, karena lebaran nanti mau ngadain acara nujuh bulannya Alfi. Apapun hasil panen kali ini, semoga kami bisa selalu bersyukur. Amin....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar