Jum'at 23 nopember menjelang sholat jum'at, ibu mertua dibikin nangis guling-guling oleh penelpon misterius yang mengaku sebagai polisi. Polisi gadungan itu memberi kabar kalau anak ke 3 nya yang sekarang tinggal di Riau (kakak ipar saya) tertangkap karena kasus narkoba.
Ibu mertua yang saat itu sendirian di rumah langsung panik mendengar kabar tersebut. Maklum namanya juga orang tua, punya penyakit darah tinggi pula. Untungnya suami saya pulang mau sholat jum'at. Telpon langsung diminta suami. Ketika yang berbicara suami saya, sang penelpon tetap dengan lihai mengarang cerita. Ada suara gaduh dibelakang sang penelpon layaknya suasana di kantor polisi.
Katanya, kakak ipar saya pengedar narkoba dan telah mengakui kalau narkoba yang ditemukan itu miliknya, dan orangnya akan segera dikirim ke Jawa dan sang penelpon minta tebusan 30 juta. Suami saya tidak mau percaya begitu saja dan terus mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Tapi sang penelpon malah marah-marah dan membentak suami saya.
Kebetulan suami saya bawa HP *biasanya kalau pulang HP selalu ditinggal di toko*. Sambil berdebat, suami mencoba menelpon kakak ipar. Dan dari seberang sana terdengar suara kakak ipar "Hallo, assalamu'alaikum". Mendengar ada jawaban dari seberang, suami langsung mematikan telpon dari polisi gadungan.
Suami menjelaskan ke kakaknya apa yang sudah terjadi. "Aku di rumah kok, ini mau berangkat jum'atan. Kalau ga percaya, ini aku sama Ody (anaknya)", kata kakak ipar lalu menyuruh anaknya ngomong sama embahnya. Biar percaya kalau mereka memang baik-baik saja. Alhamdulillah.... semua lega, ternyata penelpon itu hanya penipu. Keponakan sempat menelpon balik nomer itu tapi sudah tidak aktif. Berati memang benar-benar penipu ya.
Kejadian ini bukan yang pertama kalinya, beberapa tetangga juga mengalami kejadian serupa dengan kasus yang berbeda. Anehnya kok mereka tahu ya, tentang nama dan hal-hal tentang keluarga calon korbannya. Ya.... itulah yang namanya kejahatan, berbagai cara akan dilakukan untuk memeras uang sang korban. Sebaiknya kita memang hati-hati dengan penelpon yang tidak kita kenal. Jangan panik dan jangan langsung percaya begitu saja. Tetap waspada dan ingat ALLAH swt, agar kita terhindar dari penipuan yang bermotif demikian.
Ibu mertua yang saat itu sendirian di rumah langsung panik mendengar kabar tersebut. Maklum namanya juga orang tua, punya penyakit darah tinggi pula. Untungnya suami saya pulang mau sholat jum'at. Telpon langsung diminta suami. Ketika yang berbicara suami saya, sang penelpon tetap dengan lihai mengarang cerita. Ada suara gaduh dibelakang sang penelpon layaknya suasana di kantor polisi.
Katanya, kakak ipar saya pengedar narkoba dan telah mengakui kalau narkoba yang ditemukan itu miliknya, dan orangnya akan segera dikirim ke Jawa dan sang penelpon minta tebusan 30 juta. Suami saya tidak mau percaya begitu saja dan terus mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Tapi sang penelpon malah marah-marah dan membentak suami saya.
Kebetulan suami saya bawa HP *biasanya kalau pulang HP selalu ditinggal di toko*. Sambil berdebat, suami mencoba menelpon kakak ipar. Dan dari seberang sana terdengar suara kakak ipar "Hallo, assalamu'alaikum". Mendengar ada jawaban dari seberang, suami langsung mematikan telpon dari polisi gadungan.
Suami menjelaskan ke kakaknya apa yang sudah terjadi. "Aku di rumah kok, ini mau berangkat jum'atan. Kalau ga percaya, ini aku sama Ody (anaknya)", kata kakak ipar lalu menyuruh anaknya ngomong sama embahnya. Biar percaya kalau mereka memang baik-baik saja. Alhamdulillah.... semua lega, ternyata penelpon itu hanya penipu. Keponakan sempat menelpon balik nomer itu tapi sudah tidak aktif. Berati memang benar-benar penipu ya.
Kejadian ini bukan yang pertama kalinya, beberapa tetangga juga mengalami kejadian serupa dengan kasus yang berbeda. Anehnya kok mereka tahu ya, tentang nama dan hal-hal tentang keluarga calon korbannya. Ya.... itulah yang namanya kejahatan, berbagai cara akan dilakukan untuk memeras uang sang korban. Sebaiknya kita memang hati-hati dengan penelpon yang tidak kita kenal. Jangan panik dan jangan langsung percaya begitu saja. Tetap waspada dan ingat ALLAH swt, agar kita terhindar dari penipuan yang bermotif demikian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar