"Wah, ini khan motormu yang dulu itu? Kok masih ada?", kata Tiwa, seorang teman SMEA yang sekarang tinggal di Lumajang dan lagi mudik ke Madiun.
"Walah, itu mah motor jaman perjuangan, sudah ga ada. ini motor baru beli beberapa waktu lalu", jawab saya.
"Yang dulu khan kayak gini juga, tapi warnanya merah", kata Tiwa lagi.
Motor jaman perjuangan, Dulu merah sekarang biru.
Tiwa adalah orang yang paling berjasa dalam kehidupan saya. Karena Tiwa, saya bertemu dengan seorang cowok pengangguran yang tak begitu tampan, tapi dengan pedenya bilang "maukah kamu jadi pacarku?" Saya yang waktu itu masih pakai seragam putih abu-abu, dengan lugu bilang "Iya, aku mau jadi pacarmu".
Seorang teman yang lain bilang "Cari pacar kok pengangguran". Tapi sedikitpun saya tidak terpengaruh dengan ucapan teman saya itu. Karena saya berpikir, "pacarku belum tentu jadi pasangan hidupku". Jadi saya tetap enjoy saja meskipun punya pacar pengangguran.
Seiring berjalannya waktu, saya mulai tahu kalau cintanya kepada saya bukan untuk main-main. Dia tak hanya ingin pacaran dengan saya tapi juga ingin hidup selamanya bersama saya. Ya.... dia ingin saya menjadi istrinya dan menjadi ibu untuk anak-anaknya.
Melihat kesungguhannya, sayapun belajar untuk mencintai dia apa adanya, dia yang pengangguran dan dia yang tak begitu tampan tak membuat cinta saya berkurang sedikitpun. Saya berfikir bukan harta ataupun wajah tampan yang akan membahagiaakan saya, melainkan seorang imam yang mampu membimbing saya untuk menggapai surgaNYA.
Dan ternyata saya memang tidak salah memilih. Dia tak seberapa tampan tapi bisa menjaga kesetiaan disaat kami sedang berjauhan. Dia yang dulu pengangguran dan tidak punya cukup uang untuk membeli cincin kawin saat pernikahn kami, tapi sekarang menjadi seorang pekerja keras.
Berkat usaha keras yang disertai do'a, kami yang dulu tak punya apa-apa, sekarang kami memiliki beberapa aset untuk mencari rejeki tapi belum punya rumah. Yach....Meskipun apa yang kami miliki tak sebanyak apa yang dimiliki orang lain tapi kami tetap mensyukurinya. Karena masih banyak orang yang tak memiliki apa yang kami miliki. Semoga kami jadi orang yang pandai bersyukur. Amin.
Postingan ini diikutsertakan dalam Giveaway 4th Anniversary Emotional Flutter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar