Selasa, 23 Oktober 2012

Wisata Alam Grape

Setelah berbulan-bulan sibuk dengan toko kecil kami, minggu lalu suami mengajak saya libur. Memang sebelumnya saya sempat merengek minta jalan-jalan untuk refresing. Tapi suami tidak menghiraukan, dan saya melupakan keinginan untuk libur. Tapi tiba-tiba suami bilang "Dek, besok jalan-jalan yuk. Ada tempat yang enak buat santai". Spontan si kecil dalam perut menendang-nendang kegirangan, seolah tahu kalau mau diajak jalan-jalan.


Rupanya suami mau mengajak saya ke Grape, tempat wisata alam yang berada di ujung timur kota Madiun. Waktu sekolah dulu, saya pernah 2 kali hyking ke Grape. Yang pertama perjalanan siang tapi pulangnya naik truk rame-rame. Yang kedua perjalanan malam, bermalam disana dan pulangnya jalan lagi sampai Madiun kota. Itu jaman dulu....  kalau sekarang di suruh jalan pasti sudah lemes sebelum sampai tujuan. :).

Jam 10 pagi kami berangkat dengan sepeda motor. Karena rumah kami Madiun selatan, suami memilih jalur kampung. Kalau lewat Madiun kota kata suami kejauhan. Setelah melewati perkampungan dan persawahan yang banyak belokan, akhirnya kami sampai Pasar Dungus. Sampai disini saya baru kenal daerahnya.  

Masuk daerah Dungus sampai Grape, hawanya sudah mulai sejuk. Sungai mengalir dengan derasnya, tanaman padi tumbuh dengan suburnya. Kalau daerah sebelumnya panas sekali, banyak sawah kekeringan tanpa tanaman. Kemarau panjang membuat para petani enggan menanam padi dan membiarkan sawahnya terlantar sejak musim panen lalu. Kasian ya petaninya. Hikz.

Selain Grape, di daerah ini ada wisata sejarahnya yaitu Monumen Kresek. Tapi kami belum berminat untuk pergi ke sana. Jadi kami memilih belok kiri ke arah Grape. Sampai disana, kami langsung masuk dengan membayar parkir Rp.2000.

Jalannya masih sama seperti 13 tahun lalu. Terjal belum di aspal, jadi jalannya harus hati-hati.


Pemandangan yang nampak dari tempat kami duduk.

Pengunjungnya lumayan banyak, bukan hanya muda mudi, tapi juga orang tua dan anak-anak. Ada yang mesra-mesraan, ada yang makan-makan, ada yang main di sungai ada juga yang sekedar duduk sambil ngobrol. Kami memilih tempat yang paling ujung, agak sepi tapi tetap bisa menyaksikan tingkah laku pengunjung lain. 

Sebenarnya pingin turun ke sungai, tapi suami tidak mengijinkan karena jalannya terlalu curam. Akhirnya kami hanya duduk sambil ngobrol saja. Hanya sekitar 45 menit kami duduk, saya mengajak suami makan. Dan suami mengajak saya ke rumah makan pinggir sungai *lupa namanya*.

Kami masuk, dan melihat anak panah besar yang bertuliskan "PESAN MENU". Karena belum pernah makan disana, saya agak ragu "cari tempat duduk dulu atau pesan menu dulu?". Dengan ragu kami memilih pesan menu dulu (ternyata benar pilihan kami), di kasih nomor pesanan, baru cari tempat duduk. Tempat duduknya terdiri dari rumah-rumah kecil dari bambu yang beralaskan tikar. Ada yang kecil, ada yang besar, kita tinggal menyesuaikan rombongan saja.

Kami pilih tempat duduk di pinggir sungai, sehingga kami bisa melihat jernihnya air sungai sambil menunggu makanan datang.

Hampir 1 jam kami menunggu, Jangankan makanan, minuman saja belum juga di antar. Setelah ada orang komplain, baru ada minuman datang. Dan tak lama kemudian makanan kami juga datang.

Akhirnya.... kami bisa menikmati makanan kami. "Mau makan saja harus nunggu 1 jam, kalau makan di luar sana pasti sekarang kita sudah nyampai rumah dek", kata suami agak jengkel. Yach... Makanannya mungkin sama dengan yang di luar sana, tapi sensasinya itu lho yang berbeda.... Mana ada rumah makan bambu pinggir sungai seperti ini di daerah saya? :).

Setelah kenyang, kami meninggalkan tempat yang nyaman itu. Kemudian ke kasir bayar makanan kami, yang harganya tidak terlalu mahal untuk ukuran tempat wisata. Setelah bayar kami langsung  tancap gas pulang. Dan sampai rumah, sholat terus menikmati tidur siang dengan tenang.

NB: Sedikit cerita tentang Grape ada di disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar