Sudah hampir 2 minggu, solar jadi bahan bakar langka di tempat saya dan mungkin juga terjadi di beberapa daerah. Banyak pihak yang dirugikan, karena bukan hanya kendaraan saja yang membutuhkan solar tetapi para petani juga butuh solar untuk ndisel atau membajak sawah. Kebetulan saat ini di daerah saya selesai panen dan waktunya nggarap sawah.
Setiap hari antrian panjang terjadi di POM, bahkan ada yang rela berangkat subuh untuk antri. Sedangkan datangnya solar tidak tentu jam berapa. Banyak orang yang keleleran di POM hanya untuk mendapatkan solar, itupun hanya dapat jatah 100 ribu untuk mobil dan 50 ribu untuk jirigen.
Awalnya suami sempat kebingungan karena tangki mobilnya bocor. Tapi gara-gara solar langka, mau ga mau tangkinya harus ditambal. Jadi bisa diisi 100 ribu terus di tab ke jirigen buat ndisel sawah, terus besoknya kalau tidak repot antri lagi. Karena antrian mobil lebih cepat dapat daripada antri jirigen.
Ada sebagian orang yang tidak sabar menunggu dan memilih beli di toko dengan harga 7 ribu/liter. "10 ribupun juga mau asal dapat solar", kata seorang petani. Sebegitu pentingnya solar, sampai rela membayar mahal untuk mendapatkannya.
Karena kelangkaan solar, ada kejadian tragis yang terjadi pada hari kamis 18 April kemarin. Kecelakaan maut terjadi ketika sebuah truck berhenti di tengah jalan tanpa menyalakan lampu peringatan karena kehabisan solar. Dari arah belakang ada sepeda motor menabrak truck dan 2 pengendara sepeda motornya meninggal dunia.
Pengendara tersebut adalah seorang pelajar SMA yang baru saja selesai mengikuti Ujian Nasional, sedangkan si ibunya adalah calon TKI Taiwan yang kebetulan cuti pulang dan seharusnya terbang ke Taiwan hari senin 22 April. Maksud hati ingin bertemu keluarganya sebelum terbang ke Taiwan, tapi ternyata ibu itu pulang untuk selama-lamanya.
Andai saja solar tidak langka.... mungkin kejadian tragis itu tidak perlu terjadi. Atau mungkin karena si pengendara sepeda motor yang kurang hati-hati? Truck sebesar itu masa ga kelihatan meskipun suasananya agak gelap? Atau trucknya yang salah karena tidak menyalakan lampu peringatan? Entahlah.... ALLAH mempunyai banyak cara untuk mengambil nyawa manusia.....
Setiap hari antrian panjang terjadi di POM, bahkan ada yang rela berangkat subuh untuk antri. Sedangkan datangnya solar tidak tentu jam berapa. Banyak orang yang keleleran di POM hanya untuk mendapatkan solar, itupun hanya dapat jatah 100 ribu untuk mobil dan 50 ribu untuk jirigen.
Awalnya suami sempat kebingungan karena tangki mobilnya bocor. Tapi gara-gara solar langka, mau ga mau tangkinya harus ditambal. Jadi bisa diisi 100 ribu terus di tab ke jirigen buat ndisel sawah, terus besoknya kalau tidak repot antri lagi. Karena antrian mobil lebih cepat dapat daripada antri jirigen.
Ada sebagian orang yang tidak sabar menunggu dan memilih beli di toko dengan harga 7 ribu/liter. "10 ribupun juga mau asal dapat solar", kata seorang petani. Sebegitu pentingnya solar, sampai rela membayar mahal untuk mendapatkannya.
Karena kelangkaan solar, ada kejadian tragis yang terjadi pada hari kamis 18 April kemarin. Kecelakaan maut terjadi ketika sebuah truck berhenti di tengah jalan tanpa menyalakan lampu peringatan karena kehabisan solar. Dari arah belakang ada sepeda motor menabrak truck dan 2 pengendara sepeda motornya meninggal dunia.
Pengendara tersebut adalah seorang pelajar SMA yang baru saja selesai mengikuti Ujian Nasional, sedangkan si ibunya adalah calon TKI Taiwan yang kebetulan cuti pulang dan seharusnya terbang ke Taiwan hari senin 22 April. Maksud hati ingin bertemu keluarganya sebelum terbang ke Taiwan, tapi ternyata ibu itu pulang untuk selama-lamanya.
Andai saja solar tidak langka.... mungkin kejadian tragis itu tidak perlu terjadi. Atau mungkin karena si pengendara sepeda motor yang kurang hati-hati? Truck sebesar itu masa ga kelihatan meskipun suasananya agak gelap? Atau trucknya yang salah karena tidak menyalakan lampu peringatan? Entahlah.... ALLAH mempunyai banyak cara untuk mengambil nyawa manusia.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar