Kamis, 22 Maret 2012

Hari Depan Penuh Harapan

Menyesal kemudian tiadalah gunanya lagi
Berusaha melupakan masa lalu justru  semakin kita berusaha  mengingat masa lalu kita
Karena kita akan kembali mengingat apa yang tlah terjadi
Obatnya jangan menoleh lagi kebelakang
Pusatkan perhatian mu kepada hal  yang akan kamu hadapi

Bicara memang gampang
Tapi setiap hari kita sampaikan
Hal itu akan melekat dalam pikiran kita

So jangan pernah berusaha

Rabu, 21 Maret 2012

Ilmu Kedokteran VS Kehendak ALLAH

Seorang dokter kandungan menjelaskan kepada ibu yang akan melahirkan anak keduanya, "Yang namanya Stiril itu bagaimanapun alasannya ya tidak mungkin bisa hamil lagi, bu". Itu kata dokter, tapi kalau ALLAH menghendaki, apapun bisa terjadi.


Kemarin, tetangga saya yang tidak tahu kalau sedang hamil, tiba-tiba mengalami pendarahan. Karena tidak tahu kalau hamil, pendarahan itu dikira hanya penyakit biasa. Sehingga keluarganya segera membawa ke rumah sakit. Dan setelah dibawa ke rumah sakit, dokter menyatakan beliau keguguran. Semua heran, termasuk dokternya. Bagaimana ibu itu bisa hamil? Padahal setelah melahirkan anak ke 3 nya (sekarang umur 13 tahun), langsung Stiril.

Ternyata, tak ada yang bisa merubah kehendak ALLAH. Kalau DIA menghendaki, hal yang tidak mungkin terjadi menurut dokter, ternyata bisa terjadi juga. Tapi tak ada salahnya sebagai manusia untuk berusaha mencegah kehamilan dengan alat kontrasepsi. Kalau masih hamil juga, itu namanya rejeki yang harus disyukuri. Mengingat banyak wanita yang mengharapkan kehadiran seorang anak, tapi belum mendapatkannya. 

Nanti


Nanti ya

Kapan nantinya

Nanti aku hubungi lagi ya

Sampai kapan nantinya




Jangan suka berkata nanti 

Jika nantimu hanyalah kata

Realisasinya donk




Kutunggu nantimu. 





Kangan


Ini bukan hanya kata tapi rasa

Aku kangan sama kamu

Kamu kapan ada waktu buat aku

3 hari di kota ini pun tak kamu sempatkan melihatku

Apakah aku harus yang proaktif untuk ini?




Apa hujan jadi alasan? apa motor jadi alasan?

Atau kamu sudah tau apa yang ingin kusampaikan?

padamu jika kita bertemu.




Akankah ini kusyukuri atau apa?

Semakin kamu berubah 

Dingin kurasakan 



Aku ingin

Minggu, 18 Maret 2012

[Tidak] Seperti TKW Hong Kong

"Kamu tidak seperti mantan TKW Hong Kong", kata seorang teman ketika bertemu beberapa waktu lalu. "Emange  mantan TKW itu kaya apa sich mbak? Kok aku ga kaya mantan TKW?", tanya saya. Teman saya bilang, saya dandannya terlalu sederhana, tidak seperti kebanyakan TKW yang dandannya neko-neko.

Alhamdulillah ya, negeri beton Hong Kong tak mampu merubah saya. 8 tahun lebih saya hidup disana, tapi saya tetap jadi gadis sederhana. Tak ada rok mini, tak ada u can see, tak ada sepatu boot dll. Sama, seperti dulu saat saya belum menginjakkan kaki di Hong Kong. Apakah saya kurang gaul?? Apakah saya norak? Entahlah..... Itulah saya, yang tetap apa adanya dan menganggap mereka yang dandan over itulah yang norak. huehehehe.

 
Bandara Hong Kong 11-11-11, saat menanti suami yang tak kunjung datang (baca: Perjalanan Hong Kong - Madiun). Suami saya bilang "mirip TKW dari Arab bukan TKW dari Hong Kong". 

Jumat, 09 Maret 2012

Maling Nekad

Tak terasa, sudah sebulan lebih 2 hari saya sibuk dengan toko kecil saya. Dan iseng-iseng saya menghitung-hitung berapa jumlah omset saya selama sebulan. Hasilnya sangat menakjubkan bagi saya yang baru memulai sebuah usaha kecil di desa pula. Karena ada angka 8 digit di kalkulator saya. 

Meskipun saya belum bisa menikmati hasilnya, karena uang itu saya pakai untuk menambah stock barang sedikit demi sedikit. Tapi saya sangat bersyukur dengan apa yang saya dapatkan. Semoga semakin hari semakin meningkat. Amiiin.

Namun ada yang sedikit mengganggu pikiran saya dan suami. Saat ini di desa kami keadaannya lagi rawan. Pencurian merajalela, mulai dari disel di sawah, motor, dan ada juga yang rumah atau tokonya dibobol orang. Makin nekad saja maling jaman sekarang. Asal berharga main samber aja.


Beberapa hari yang lalu tetangga toko saya, dapurnya di obrak-obrik maling. Kompor, tabung gas, dan masih banyak lagi barang lain yang disapu bersih. Sampai-sampai kaleng gula kopi pun lenyap tak tersisa. Kebangeten sekali ya malingnya. Hikz.

Toko kami yang letaknya agak jauh dari rumah penduduk dan tidak ditunggui juga membuat kami was-was. Kami harus hati-hati dan hanya bisa pasrah. Kami menitipkannya kepada ALLAH. Biar ALLAH yang menjaganya. Kalau dengan berusaha dan berdo'a masih juga ada yang jahil, itu berati bukan rejeki kami. :).


Kamis, 08 Maret 2012

Dia Pergi Untuk Selamanya

Selasa pagi Tanggal 28 Februari, keluarga kami melakukan aktivitas seperti biasanya. Emak di dapur menyiapkan makanan yang mau dijual. Saya menyiapkan barang-barang yang mau dibawa suami ke toko. Bapak siap-siap berangkat ke Sawah, dan suami keluar mau mengangkut pasir pesanan orang. 


Semua nampak baik-baik saja, tanpa ada firasat kalau pagi itu kami akan kehilangan satu anggota keluarga. Yach..... pagi itu embah saya (dari bapak), embah satu-satunya yang saya miliki sejak kecil menghembuskan nafas terakhirnya di usia 90 tahun,  meninggalkan 2 anaknya, 2 menantunya, 4 cucunya, dan 3 buyutnya.

Setelah kepergiannya kami baru sadar, sebenarnya tanda-tanda itu ada. Tapi kami tidak menyadarinya. 4 hari sebelumnya, makanan yang kami berikan tidak dihabiskan. Hari berikutnya malah tidak dimakan dan emak menyuapinya. Emak tidak khawatir, karena beberapa tahun terakhir hal itu sudah biasa terjadi. 

Senin pagi, saya yang biasanya tidak pernah mencuci bak air yang di WC, pagi itu saya nekad mencucinya sampai bersih. Padahal saya sudah mau berangkat ke toko. Dan ternyata, bak air itu dipakai untuk memandikan embah.

Senin siang, ketika ada orang yang menyuruh emak menjual rambutan yang berbuah lebat di samping rumah, emak bilang "Ngapain dijual?Lha wong saudaranya banyak, nanti kalau ngumpul biar bisa ngincipi semua". Ternyata benar.... saudara kami ngumpul semua meskipun dalam suasana duka.

Senin sore, sepulang dari toko saya ngobrol dengan emak. Saya bilang kalau saya akan berusaha buka toko setiap hari tanpa libur. Entah kenapa emak bertanya "Kalau ada kepentingan penting juga ga mau libur?". Dan ternyata memang ada kepentingan yang mengharuskan saya libur.

Senin malam, emak menyuapinya tapi embah hanya menggelengkan kepala tanpa berkata apa-apa. Beberapa hari saya juga tidak mendengar celotehnya. Suaranya yang lantang layaknya ada teman ngobrol itu tak terdengar seperti biasanya.

Jam 3 malam sebelum masuk dapur memulai aktivitas, emak sempat membetulkan selimut embah dan emak tahu embah masih ada. Sekitar jam 5 bapak melihat selimutnya sudah berserakan lagi, dan bapak membetulkannya. Bapak juga tahu kalau embah masih ada. Jam 5.30 sebelum berangkat ke sawah, bapak menyempatkan melihat embah di kamarnya. Tapi embah diam tak bergerak, embah sudah tak bernafas lagi. Masih terasa hangat tubuh ringkihnya, itu berati embah belum lama pergi. 

Ach.... andai kami sadar kalau kejadian-kejadian sebelum itu sebagai tanda akan kepergian embah, mungkin kami akan menyiapkan segalanya agar kami bisa mendampingi embah pergi. Tapi semua sudah terjadi, dan saya yakin pasti itu sudah menjadi kehendak ALLAH swt dan ada hikmahnya. 

Saya masih ingat, 4 tahun lalu ketika saya pulang dari hongkong untuk menikah. Embah masih bisa mengingat siapa saya. Embah masih ingat kalau saya cucu kesayangannya meskipun kadang lupa kadang ingat karena sudah mulai pikun. Dan saya juga masih ingat, embah duduk paling depan ketika saya duduk di pelaminan. Embah juga tahu kalau yang jadi pengantin adalah saya, cucunya.

Setelah hampir 4 tahun berlalu, Nopember 2011 saya bertemu dengannya kembali, embah sama sekali tak ingat siapa saya. Embah sudah pikun dan hanya 2 nama yang embah ingat yaitu nama bapak dan emak saya. Karena selama ini yang merawat embah ya cuma emak sama bapak.  

Meskipun embah tak ingat siapa saya, tapi saya bersyukur karena masih diberi kesempatan bertemu dengannya hampir 4 bulan. Dan ketika beliau pergi, saya diberi kesempatan untuk memandikan, membuka   kain penutup ketika mau dikafani, serta mengantarkan embah ke peristirahatan terakhir. Saya juga bisa menatap sedikit wajahnya sebelum tanah menutup jasadnya. 

Wajah itu tak akan pernah saya lihat lagi. Celoteh itu tak akan pernah saya dengar lagi. Tak ada lagi was-was kalau kami bepergian jauh. Tak ada lagi yang bikin emosi karena kebandelan embah. Karena embah telah pergi untuk selamanya. Selamat jalan mbah.....Semoga amal ibadahmu diterima ALLAH swt. Dan mendapatkan tempat yang terbaik disisi ALLAH swt. Amin.