Jumat, 10 Agustus 2012

Putu Ayu Salah Terigu

Untuk kedua kalinya emak gagal bikin putu ayu. Dulu pernah sekali gagal, lalu emak mengganti merk tepung terigunya. Selanjutnya, putu ayu emak hasilnya benar-benar ayu dan memuaskan.

Sore itu, putu ayu emak tidak mau mekar dan bantat. Emak sempat pusing, menyaksikan putu ayunya. Mau bikin lagi bahannya sudah habis dan tidak ada yang disuruh untuk beli bahan. Akhirnya emak nekad mau memberikan putu ayu tersebut kepada pemesannya.


Saya yang melihat putu ayu emak seperti itu, langsung protes. "Wah bisa merusak nama baik kalau tetep dikasihkan mak", kata saya. "Lha piye? Masak bakule salah kasih terigu ke emak?", kata emak. Tidak tega rasanya kalau putu ayu gagal itu dikasih ke orang. Akhirnya saya berangkat ke toko beli bahan lagi.

Saya sempat menanyakan ke penjualnya, apa salah kasih terigunya. Katanya tidak, terigunya sudah bener yang itu. Ya sudah, saya nyerah dan tetap menerima terigu yang sama. Dan sampai rumah, dengan dibimbing emak, saya mulai meracik bahan-bahan lalu mengaduknya dengan mixer selama 20 menit.

Setelah mengoles cetakan dengan minyak, saya mulai memasukkan adonan ke dalam cetakan lalu dikukus selama 15 menit. Setelah 15 menit, emak membuka tutup panci dan hasilnya... putu ayunya mekar tapi begitu tutup disingkirkan, putu ayunya mendadak menjadi mimpes seperti daun putri malu yang tersentuh. Emak langsung lemes tak ada semangat. Lagi-lagi produk kami gagal dan semakin dingin, putu ayunya semakin kecil.

"Sabar mak, sekali-kali memang harus rugi. Masak mau untung terus?" kata saya menghibur emak. Dan ketika orang yang pesan mengambil, emak hanya bisa pasrah dan berniat memberikannya saja, tidak usah dibeli. Tapi orangnya tidak mau dan ngeyel mau membayar. Ya sudah... emak hanya menghargai putu ayu gagalnya separuh harga. Lumayan, masih dapat uang meskipun tidak cukup buat beli bahan. :).

Besoknya, emak ada pesanan jajan gorengan dan membeli terigu di toko yang sama. Kali ini hasil gorengan emak lain dari biasanya, lebih garing dan enak. Melihat hasil gorengan emak itu, emak menganalisa kalau penjual terigunya salah taruh terigu. Terigu yang murah di taruh di tempat terigu yang mahal, sehingga putu ayu emak rusak. Sedangkan terigu yang mahal di taruh di tempat terigu yang murah, jadinya gorengan emak enak. Harus lebih hati-hati kalau beli terigu lagi.

Beberapa hari kemudian, ada lagi yang pesan putu ayu. Sebenarnya emak trauma dan tidak mau bikin lagi. Tapi orangnya ngeyel pesan putu ayu. Akhirnya emak terima dan saya memilih beli terigu di pasar. Takut, emak gagal lagi, karena pesanannya lumayan banyak. Dan alhamdulillah.... setelah terigunya beli di pasar, benar-benar ayu putunya. Kerugian kemarin bisa tertutupi dech jadinya. :)

Putu ayu hasil karya saya dan emak yang tidak salah terigu. :)

Tulisan ini diikutsertakan dalam "Giveaway Nyam Nyam Enny Mamito"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar