Sabtu, 03 November 2012

Posisi Seks Malam Pertama

Buat anda para PENGANTIN BARU dan belum pernah melakukan hubungan suami isteri atau disebut juga hubungan seksual, kali ini saya akan berbagi info mengenai Apa dan Bagaimana Posisi Seks Malam Pertama. Hubungan seksual bukan hanya sekedar kegiatan pelepas nafsu birahi belaka, melainkan sebuah hubungan timbal balik antara anda dan pasangan anda untuk saling membahagiakan. Ada beberapa posisi yang dapat dilakukan dalam melangsungkan hubungan seksual, dan saat ini terus berkembang dengan adanya penemuan penemuan terbaru posisi yang dapat dinikmati setiap pasangan. sebelum kita bahas lebih lanjut "Tahukah anda apakah Posisi Seksual Itu?"

Posisi seksual adalah keadaan posisi tubuh di saat melakukan kopulasi. Terdapat banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan tindakan seksual. Tindakan seksual umumnya dijelaskan dengan posisi pasangan dalam melakukan tindakan tersebut.
Tidak terdapat istilah standar untuk posisi seksual. Literatur medis cenderung menggunakan istilah yang amat umum seperti "posisi seks pria di atas" dan "posisi seks wanita di atas", maupun istilah bahasa Latin seperti coitus more ferarum ("sanggama menyerupai binatang").
Posisi posisi tersebut antara lain,..

1. Posisi Dasar

Posisi dasar yang melibatkan kontak ventral-ventral dengan pria melakukan penetrasi dari atas.
Dalam persetubuhan yang menggunakan posisi misionaris, wanitanya berbaring telentang, dengan posisi kaki yang dilebarkan ke samping, ditarik ke arah dada, atau didekapkan pada pasangan. Sang wanita dapat menempatkan satu atau dua kakinya pada pria pasangannya dengan berbagai ketinggian, di antaranya di belakang kaki, di bokong, atau di atas bahu pasangannya. Secara umum, semakin tinggi seorang wanita mengangkat kakinya, maka penetrasinya akan semakin dalam. Sementara prianya berbaring menelungkup di atas wanita pasangannya, dan kedua kaki pria berada di antara kaki wanita, sedangkan penisnya berada pada ketinggian yang sama dengan vagina supaya dapat dilakukan penetrasi.
Bantal (terutama yang keras) kadang-kadang digunakan dalam posisi misionaris. Bantal berbentuk silinder atau landai dapat membantu mengurangi tekanan pada tangan dan lengan pria yang sedang berada di atas. Selain itu penempatan yang strategis dapat memanipulasi kedalaman dan sudut penetrasi. Sementara menaruh bantak di bawah bokong wanita dapat membantu menangkat pelvisnya. Menurut suatu artikel di majalah Playboy, menaruh bantal di bawah pinggul dapat menambah tekanan terhadap klitoris, sedangkan Men's Health menyarankan untuk menaruhnya di bawah punggung wanita; masing-masing metode dapat memperdalam penetrasi. Mengangkat klitoris secara umum dapat menjadikannya mudah dimasuki dalam posisi misionaris. Menggunakan bantal juga dapat membantu wanita melengkungkan punggungnya dan menghindari sakit punggung.
Sebuah studi MRI menyatakan bahwa selama persetubuhan menggunakan posisi misionaris, penis berada dalam kontal prefential dengan dinding anterior vagina dan ujung penis menyentuh fornix anterior, sedangkan dalam posisi berdiri-belakang, penis berada dalam kontek prefential dengan dinding posterior vagina dan mungkin menyentuh fornix posterior.

2. Variasi

Posisi misionaris dengan varian "kaki di atas" dengan dilengkapi bantal.

a) Kaki di atas

Variasi "kaki di atas" adalah posisi misionaris yang mana wanita mengangkat kakinya. Cara ini sangat populer di Yunani Kuno dan sering digambarkan pada tembikar Attika dari Periode Klasik. Dalam sandiwara karya Aristofanes yang berjudul Lisitrata, tokoh wanita yang sedang bersekongkol kemungkinan merujuk pada variasi ini ketika mereka bersumpah "untuk tidak mengangkat tinggi-tinggi sandal Persia mereka" (οὐ πρὸς τὸν ὄροφον ἀνατενῶ τὼ Περσικά ou pros ton orophon anateuō tō Persika).
Dalam satu varian, sang wanita dapat mengangkat dan sedikit menekuk kakinya, mengistirahatkan kakinya secara datar di kasur. Ini memperpendek jarak antara vagina dan serviks, serta dapat memberi lebih banyak gesekan pada G-Spot. Wanita kemungkinan merasa bahwa varian ini lebih nyaman daripada posisi standar. Selain itu varian ini memungkinkan wanita untuk mendorong balik terhadap penetrasi pasangannya, sehingga memberi wanita sebagian kendali atas ritme.
Menaruh kaki wanita di atas bahu pria dapat membuat penetrasi menjadi lebih dalam. Varian ini kadang disebut "paron" atau "anvil". Varian ini membuat ujung penis dapat mencapai fornix posterior. Ketika kaki ditaruh di ketinggian pertengahan, penis dapat mencapai penetrasi maksimal sambil menstimulasi G-Spot serta meraih lebih banyak gesekan di ujung batangnya.

b) Menunggang tinggi

Dalam varian ini, pria menyetubuhi wanita dengan cara biasa, tapi kemudian pria mendorong tubuhnya ke atas ke arah kepala wania dan mundur kembali. Pria melakukan tindakan ini berulang-ulang sehingga menstimulasi klitoris dengan tulang panggulnya, atau dengan pangkal penisnya. Dengan varian ini, rangsangan yang diterima klitoris lebih besar tapi kedalaman penetrasi tidaklah terlalu dalam. Beberapa pria menyukai varian ini hanya sebagai bagian dari kegiatan persetubuhan.

3. Posisi misionaris 

Posisi misionaris dalam seni tembikar Yunani kuno.


Posisi misionaris adalah posisi seksual dengan laki-laki di atas dan wanita di bawah dan mereka saling berhadapan. Meskipun sering dilakukan oleh pasangan heteroseksual, posisi ini juga dapat digunakan oleh pasangan gay dan lesbian. Posisi ini didukung oleh Thomas Aquinas dan figur gereja lainnya pada abad pertengahan.
Posisi misionaris adalah salah satu contoh persetubuhan ventro-ventral. Variasi dari posisi ini memungkinkan adanya beragam tingkat kerapatan vagina, stimulasi klitoris, kedalaman penetrasi, partisipasi pada bagian wanita, serta kemungkinan dan kecepatan orgasme.
Menurut kepercayaan umum, istilah "posisi misionaris" muncul karena para misionaris Kristen mengajarkan bahwa hanya posisi itulah yang pantas dalam melakukan persenggamaan. Penjelasan ini barangkali berasal dari Sexual Behavior in the Human Male karya Alfred Kinsey setelah melalui banyak salah paham dan salah tafisr terhadap dokumen-dokumen sejarah. Akan tetapi, sebelum Kinsey, setidaknya pada peradaban Barat, menulis tentang seks dan posisi seks sangatlah dilarang dan dengan demikian tak adanya rujukan mengenai istilah ini mengindikasikan hal tesebut, bukan tidak adanya penggunaan frasa itu. Secara umum seseorang mungkin bertanya mengapa menggunakan istilah misionaris, dan bukannya pendeta. Orang Toscana menyebut posisi ini sebagai "Posisi Malaikat" sedangan beberapa kelompok berbahasa Arab menyebutnya "cara ular."
Posisi misionaris biasanya disukai oleh pasangan yang ingin menikmati kualitas romantis melalui banyak sentuhan kulit dengan kulit serta kesempatan untuk saling memandang, mencium, dan membelai satu sama lain. Dalam seks heteroseksual, posisi misionaris memngkinkan pria untuk mengatur ritme dan kedalaman penetrasi. Posisi ini juga memungkinkan wanita untuk memperdalam penetrasi dengan cara menggerakan pinggul atau mendorong kakinya ke arah bawah, atau memeluk pasangannya dengan tangan dan kakinya. Posisi ini dipercaya sebagai posisi yang baik untuk menghasilkan keturunan. Namun demikian posisi ini kurang cocok untuk wanita yang sedang hamil tua (trimester III), atau untuk wanita yang menginginkan kendali atas ritme dan kedalaman penetrasi.

Selain posisi posisi diatas ada banyak variasi yang belum disebutkan disini, dan akan kita bahas dilain kesempatan,......
Semoga bermanfaat dan selamat menempuh hidup baru bagi anda yang baru saja naik kepelaminan,...

BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar