Selasa, 22 Oktober 2013

Bapakku [Tidak] Galak

"Bunuh saja emakmu ini, ayo bunuh saja", teriak emak sambil memegang pisau besar dan merebahkan tubuhnya di depanku. "Ojo mak, emoh mak", tangiskupun semakin histeris melihat pisau yang menghunus di dekat leher emak. Bapak yang sudah di kuasai emosi, tiba-tiba merebut pisau itu dan secepat kilat menyabetkan ujung gagang pancing ke kakiku. Aku menjerit-jerit merasakan sakit, tapi bapak tetap mengayunkan gagang pancing itu tanpa memperdulikan jeritanku.

Kejadian itu terjadi puluhan tahun lalu saat saya masih kanak-kanak. Saya tidak bisa mengingat kenapa bapak sampai tega memukul saya dengan ujung gagang pancing dari bambu. Yang saya ingat, waktu itu saya terbangun lewat tengah malam dan nangis histeris tanpa sebab. Mungkin bapak geregetan sehingga tega memukul saya.

Saya sempat merebut gagang pancingnya dan menekuk-nekuk sampai putus beberapa potong. Berharap bapak tidak menggunakannya lagi untuk memukul saya. Tapi.... pukulan itu tidak membuat saya kapok. Besoknya, saya nangis lagi dan bapak memukul saya pakai sisa gagang pancing. Kali ini lebih terasa sakitnya karena gagangnya lebih besar dari kemarin. Setelah kejadian itu, bapak tidak pernah menggunakan pancing lagi untuk memukul saya.

Tapi bapak tak segan-segan membentak saya ketika saya melakukan kesalahan. Sandalpun kadang-kadang melayang ke pant*t, ketika saya ngotot untuk dibelikan sesuatu sedangkan bapak tidak punya uang. Pernah juga saya di lempar sepeda roda 3 gara-gara saya disuruh mandi tapi malah lari."Bapak jahat, bapak galak", begitu saya menuduh bapak, padahal saya yang nakalnya over dosis.

Tapi segalak apapun bapak, beliau tetaplah seorang bapak yang penuh kasih sayang dan perhatian kepada anaknya. Apalagi ketika emak kerja ke Arab, bapaklah yang menggantikan tugas-tugas emak di rumah. Sehingga bapak punya tugas ganda, menjadi bapak dan juga emak untuk saya dan adik. Tugas berat, namun bapak mampu melakukannya. 
 Bapak dan emak (foto diambil juli 2008)

Terima kasih bapak.... karena kerasnya engkau mendidik aku telah menjadikan aku wanita tangguh yang tak pernah menyerah menghadapi kerasnya kehidupan. Maafkan anakmu yang belum bisa membahagiakanmu dan juga emak. Semoga Allah memberimu kesehatan dan juga umur panjang agar aku bisa lebih lama mendampingimu menghabiskan sisa umurmu. Amin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar