Percaya atau tidak suasana hati menentukan kesialan, kurangnya ketentraman dan kenyamanan pemicu rencana berantakan.
Hukum lingkungan rasanya seperti kutukan Dementor yang menyerap seluruh daya dan upaya hingga putus asa dan pasrah. As usually, bangun subuh, ibarat hati dan pikiran dan hati sudah menolak, maka jadilah tak ada lagi gaya tarik menarik antara ancaman ujian, tugas, dan keinginan untuk bangkit dari kasyuuurr (baca: singgasana) :Dv.
Tugas dan sekelompok dengan senior itu, seperti kata peribahasa bagaikan menyatukan minyak dengan air, mustahil, sekali lagi M U S T A H I L.
Juga sangat konsensual sekali dengan percekcokan dengan “dia”, ya begitulah kira kira. Kacau semua kacau.. pikiran terbebani tidak tenang :(
Bolehkah hukum lingkungan disalahkan?
lengkap sekali rasanya nihil tugas, ujian telat, percekcokan, dan kacau.
lengkap sekali rasanya nihil tugas, ujian telat, percekcokan, dan kacau.
Que sera sera, apa yang terjadi terjadilah, Wallahualam dengan hukum lingkungan w(o.O)w
asas konsensualisme antara hukum lingkungan dan kutukan dementor:
c.q polusi udara bikin sumpek, pencemaran dan perusakan lingkungan merusak bumi, maka dari itu hukum lingkungan juga berdampak bagi diri kita (tepatnya saya :|) dan membuat suasana hati “sumpek” seharian.
c.q polusi udara bikin sumpek, pencemaran dan perusakan lingkungan merusak bumi, maka dari itu hukum lingkungan juga berdampak bagi diri kita (tepatnya saya :|) dan membuat suasana hati “sumpek” seharian.
I have to love it, environtmental law
Tidak ada komentar:
Posting Komentar