Rabu, 02 November 2011

man and the moon - Ketika Ikhlas Dipertanyakan

Berusaha mengenal sosok Al Kahfi, pemilik istana  man and the moon (kok hurufnya kecil semua kenapa mas Kahfi?? xixixi). Seorang blogger yang menggeluti profesi di bidang gambar arsitektur tapi juga ingin jadi seorang penulis buku. Dan akhir-akhir ini saya menyebutnya sebagai pengamat lingkungan. Huehehehe.Karena postingnya kebanyakan hasil dari pengamatan tentang alam. Seperti Jus yang pakai es gelasnya bocorTerang Bulan ikannya sepi dan masih banyak lagi cerita lainnya. Saya sering bilang "Kok sempat-sempatnya mikirin yang begituan". Sepele menurut saya, namun sebenarnya sarat akan ilmu yang bermanfaat. Dan mas Kahfi mampu mengemasnya dalam sebuah cerita dengan bahasa yang sederhana serta mudah dipahami. Sehingga tulisannya tidak seperti pelajaran biologi yang membosankan xixixi.

Awal saya mengenalnya sekitar bulan agustus, waktu itu kebanyakan dari postingnya tentang curahan isi hatinya yang melow bin galau. Dan di akhir tulisan selalu menyelipkan kata "biarlah hanya bulan dan aku yang tahu". (Kenapa kok bulan?? Kenapa bukan matahari?? hihihi). Dari tulisannya saya bisa melihat Mas Kahfi yang baik hati (karena selalu comment di postingan saya), sedang menanggung beban masa lalu yang lumayan berat. Seperti telah kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya. Bahkan seorang bapak tua yang ia temui di Musholla, yang tidak mengenalnyapun bisa membaca hal tersebut dan memberikan sedikit nasehat untuknya. Kata-kata bapak tua itu, kemudian dijadikan renungan oleh Mas Kahfi. 

Entah karena kata-kata bapak itu atau karena apa??? Saat ini sosok  Al Kahfi sangat berbeda jauh dengan sosok yang saya kenal dulu. Sekarang lebih optimis dalam menatap masa depan dan sepertinya sudah mulai melupakan kisah kelam di masa lalu. (Bener apa ga mas Kahfi??) Jempol 2 dech buat mas Kahfi yang mampu bangkit dari keterpurukan. Uppssss, panjang amat ya basa basinya...... Oke langsung ke topik.

Ada tulisan mas Kahfi yang mampu menyentil dan menyadarkan saya, bahwa saya ini masih belum bisa untuk berbuat Ikhlas. Tulisan itu berjudul: KETIKA TULUS DAN IKHLAS DIPERTANYAKAN?. Kenapa milih postingan ini??? Karena saya jadi ingat peristiwa 2 tahun lalu (10 nopember 2009), waktu itu ada seorang teman yang mau mengakhiri tugasnya sebagai TKW Hong Kong. 

Beberapa bulan menjelang kepulangannya, tiba-tiba kami akrab kembali setelah beberapa waktu kami sempat merenggangkan tali persahabatan. Sebenarnya banyak hal yang tidak saya suka dari teman saya ini. Bahkan gara-gara dia, saya pernah kehilangan uang  $1100 karena ditipu temannya. Tapi entah kenapa, saya seperti terhipnotis dan mendadak jadi sok baik hati, sok akrab, sok perhatian dan sok sok yang lainnya serta melupakan masalah yang pernah terjadi.

Karena dia pulang mau menikah, tanpa diminta saya membelikan dia satu setel kebaya yang harganya lumayanlah..... Tapi karena saya sudah niat ikhlas karena ALLAH, ya saya belani menyisihkan gaji saya untuk membelikannya. Waktu dia pulangpun saya masih merelakan uang saya untuk membelikan seekor bebek panggang untuk dibawa pulang. Karena bebek yang seperti itu di Indonesia belum ada. Selain itu, saya juga nitip barang untuk teman saya. Dan saya masih bisa hihihaha saat mengantar dia di bandara, hanya saya saja yang mengantar karena bukan hari minggu. 

Dia di Indonesia saya di Hong Kong. Hari berganti hari, sampai minggupun berlalu. Dia masih bisa dihubungi. "Gimana?? Sudah mbok kirim barangnya ke temanku??". Sepertinya tanpa beban diapun menjawab "sudah tak kirim kok ce". Saya melongo, "hah sudah dikirim??". Sedangkan teman saya merasa belum menerimanya, sampai-sampai tanya ke kantor pos. Entah siapa yang salah..... tapi yang jelas, teman lain yang masih disini juga merasa tertipu olehnya. Barang titipannya juga tidak sampai di tangan keluarganya. Dia menghilang, HP nya tak bisa dihubungi sampai sekarang.

"Kok tega ya?? Kok bisa ya??? Kok berani ya??? Apa ga ingat semua kebaikan-kebaikanku padanya??" *mulai mengungkit-ungkit kebaikan*. Dan mendadak, keikhlasan saya berubah menjadi sebuah kebencian dan penyesalan yang berkepanjangan. Bahkan ketika saya mendengar kabar dia mengalami keguguran kehamilan pertamanya, sayapun tersenyum. Entah senyum itu menandakan apa, saya sendiri tidak tahu......

Orang ikhlas itu bagaikan lilin

Dari tulisan mas Kahfi diatas, saya merasa jadi manusia yang jauh dari sifat ikhlas. Saya yang awalnya memberi dengan ikhlas, berubah jadi benci ketika orang yang saya beri malah menyakiti. Seharusnya khan ga begitu ya??? hehe. Memang saya sudah berusaha untuk melupakannya dan mengikhlaskannya. Namun, tanpa saya sadari..... sakit hati saya kadang-kadang masih muncul ketika mengingatnya. Hikz, tapi saya akan terus berusaha dan berusaha untuk bisa IKHLAS. Seperti pesan emak saya setiap saya kena tipu (saking seringnya kena tipu hikz)"Di ikhlasne ae nduk.... ikhlas ijole luwih akeh".  


Artikel ini diikutsertakan dalam acara GiveAway man and the moon oleh AL KAHFI
*ini giveaway apa curhat sich??* haha maaf ya mas Kahfi.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar