Jumat, 15 Februari 2013

Jadi TKW Hong Kong (lagi)

"Tarry, ada uang nganggur gak? Pinjam dulu, soale kiriman suami belum datang", bunyi SMS dari teman beberapa hari lalu. Kebetulan saya lagi tidak punya simpanan uang selain uang buat belanja kebutuhan toko, jadi saya tidak bisa meminjami dia uang. "Kalau begini, rasanya pingin balik ke Hong Kong lagi", jawabnya setelah saya tidak bisa membantunya.


Gaji saya dulu (sekitar 4-5,5 juta)
Teman saya itu mantan TKW Hong Kong seperti saya dan punya anak yang masih berumur 9 bulan. Suaminya kerja di luar jawa dan  dia seorang ibu rumah tangga yang hanya mengurus anaknya. Sehingga untuk mencukupi semua kebutuhan, dia mengandalkan kiriman dari suaminya yang kadang telat, kadang juga kurang. Padahal untuk membeli susu anaknya tidak boleh telat khan.

Karena masalah itulah, dia pingin kembali ke Hong Kong lagi agar bisa mendapat uang yang lebih banyak. Selain tabungannya sudah habis, dia juga sudah bosan jadi Ibu rumah tangga yang hanya mengandalkan jatah dari suaminya. Tapi sampai saat ini suaminya belum memberi ijin dia untuk pergi ke luar negeri lagi.

Melihat kehidupan teman saya itu, bertambahlah rasa syukur saya. Bersyukur karena punya suami yang bisa membimbing saya sehingga kami punya beberapa aset yang menjadi lahan untuk mencari rejeki setelah kami pensiun jadi TKI. Kalau dulu kami memanfaatkan uang tabungan kami untuk membangun rumah atau ditabung di bank, mungkin kami juga akan mengalami nasib sama seperti teman kami itu atau TKI lain.

Memang hasil dari usaha di kampung berbeda jauh dibandingkan dengan kerja di luar negeri. Tapi ketika kita belajar bersyukur, setiap rupiah yang kita hasilkan insyaallah akan membawa berkah dan rejeki kita akan bertambah. Amiiin.

"Kalau kita punya sesuatu yang menghasilkan uang, suatu hari pasti kita bisa nyicil beli keramik. Tapi kalau kita punya rumah dan tidak punya uang buat belanja, masa iya kita mau jual keramik??". motto kami agar tidak berkecil hati atau iri dengan mereka yang sudah punya rumah megah. :) 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar