Kamis, 21 Februari 2013

Sebaskom Berdua

Sudah menjadi kebiasaan budhe saya (kakaknya emak) membuat tumpeng lengkap dengan lauk dan ayam panggang setiap mengadakan acara tahlilan. Ketika acara dimulai, tumpeng itu ditaruh di depan undangan yang datang. Kemudian satu atau dua orang bertugas membagi tumpeng tersebut sesuai jumlah undangan yang datang setelah acara selesai.


Selain simple, budhe juga tidak perlu cuci piring setelah acara selesai. Karena piringnya diganti dengan daun pisang. Jadi kalau tidak ingin makan, bisa dibungkus dan dibawa pulang.

Biasanya nasi dan lauknya masih sisa, dan menurut saya makanan sisa itu rasanya enak sekali. Sisa maksudnya bukan sisa orang-orang lho. Tapi tersisa setelah semua kebagian. Kalau menurut orang tua, enak karena ada do'anya. 

Kebetulan, lebaran tahun kemarin saya berkesempatan menikmati nasi tumpeng sisa tahlilan di tempat budhe. Rebutan tulang sama keponakan yang masih kecil, adek dan kakak keponakan. Ach.... jadi terkenang masa-masa kecil saya dulu. Dulu kami masih kecil sekarang kami sudah dewasa dan ada yang sudah punya anak *waktu itu saya masih hamil*
Keponakan dan ayahnya sedang menikmati makanan yang tersisa di baskom. Makan sampai butiran nasi terakhir. Mengajari anak agar menghargai setiap makanan yang ada. Karena di luar sana banyak saudara kita yang tidak bisa makan. 

****Diambil melalui HP Blackberry milik adek. Tanpa di edit meskipun hasilnya agak gelap karena lampu di rumah budhe agak redup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar