Senin, 17 Juni 2013

Aku Ingin Marah Dalam Diam

Kemarahan bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Bahkan, oleh hal-hal yang sebenarnya sangat sepele dan seharusnya dapat diatasi dengan tenang sekalipun. Ketika seseorang sedang marah, tak diragukan lagi berbagai hal yang paling nekat, aneh, dan menakutkan pasti bisa dilakukan. Maka, dapat dipastikan bahwa kemarahan ini akan menimbulkan efek yang sangat buruk baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.


Lantas, bagaimana cara kita meredam amarah yang muncul sehingga berbagai dampak buruk yang mungkin timbul dapat dicegah?

Dalam sebuah Hadist dikatakan : ”Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah, maka diamlah” (H.R. Ahmad). Demikian pula dalam ajaran Kristen diajarkan pula demikian : ”Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.” (Yak 1 : 19-20). Dan ; “Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam.” (Mazmur 4:5)

Maka, dari kedua ajaran tersebut diatas kita dapat ambil pelajaran bahwa memang amarah bukanlah sesuatu yang baik dan cara pertama untuk mengatasinya adalah dengan DIAM.

Ya, diam adalah langkah pertama yang bisa kita ambil untuk mengatasi kemarahan. Tapi seringkali kita gagal untuk melakukan tindakan pertama ini. Malahan, yang sering terjadi kita justru terpancing oleh tindakan orang lain dan perasaan kita sendiri untuk melampiaskan amarah kita pada hal-hal yang negatif dan justru menyebabkan amarah kita semakin memuncak.

Untuk bisa diam, tentunya adalah sebuah keputusan kita sendiri. Ketika kita memutuskan untuk diam, menarik nafas dalam-dalam dan memasang senyum pada bibir kita itu sudah menjadi langkah positif bagi kita untuk keluar dari zona kemarahan.

Begitu kita sudah bisa menenangkan diri, tentunya kita harus juga berfikir bagaimana solusi yang bisa kita ambil dari permasalahan yang sedang kita hadapi. Apabila kita sedang marah pada pasangan atau rekan kita, langkah terbaik adalah memberikan kesempatan padanya untuk mengemukakan perasaannya dan tahan kuat-kuat keinginan untuk melontarkan serangan balik.

Selama kita mendengar keluhannya, berikan perhatian penuh dan jangan acuhkan setiap apa yang dikatakannya. Mungkin kita berpendapat bahwa melihatnya saja sudah bisa diartikan bahwa kita sedang menyimak perkataannya. Namun jangan lupa pula untuk menggunakan bahasa tubuh yang baik selama dia menyampaikan semua uneg-unegnya. Tataplah dirinya dengan tenang, jangan mendongak, dan jangan melipat kedua tangan di dada. Tampilkan kesan bahwa Anda memang memperhatikan dan beritikad baik untuk keluar dari masalah yang sedang dihadapi.

Jika dia sudah selesai bicara, maka sekaranglah saatnya Anda untuk berbicara. Namun ingat, dalam menyampaikan pendapat kita tentu saja harus dengan tenang, jelas, dan tegas. Jangan sampai apa yang akan kita sampaikan justru menjadi bahan bakar yang semakin menyulut kemarahannya. Tentu saja kita juga harus cerdas dalam menggunakan bahasa yang tepat dan pikirkan setiap perkataan yang akan disampaikan sehingga kita sendiri tidak salah bicara. Setiap kesalahan ucapan yang kita sampaikan berpotensi untuk membuat kemarahannya kembali memuncak.

Bila kesalahan memang ada pada diri Anda, jangan sungkan-sungkan untuk meminta maaf dan menyampaikan penyesalan Anda dengan tulus. Jangan pula memaksakan diri untuk melakukan pembelaan yang sebenarnya sia-sia karena Anda memang ada dalam posisi yang salah. Sebaliknya apabila kesalahan ada pada orang lain, pastikan Anda menyampaikannya secara baik dan jelas sehingga tidak menimbulkan sakit hati yang dapat semakin memperuncing permasalahan.

Bagaimana bila Anda sendiri sedang dalam kondisi tidak bisa berpikir secara jernih dan berbicara dengan kondisi yang baik? Untuk hal ini ada baiknya Anda sampaikan padanya dengan baik-baik bahwa Anda minta sedikit waktu untuk diam lebih lama lagi. Dalam hal ini, duduk diam sambil meminum segelas air putih mungkin bisa sedikit membantu Anda.

Nah, semoga mulai sekarang kita tak lagi menjadi orang yang dikendalikan oleh kemarahan, namun sebaliknya kita bisa mengendalikannya dengan baik dan dengan cara yang tepat sehingga kita tak lagi menjadi orang yang mudah marah. Sebab, orang yang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dan menahan amarahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar