Selasa, 04 Juni 2013

Mungkin Tuhan Punya Cara Lain.

Lebih baik dibenci daripada tidak dipedulikan. Setidaknya orang yang membenciku masih punya waktu untuk mempedulikanku.
- Fiersa B

Aku tak begitu pintar untuk bersanding denganmu. Ketika kau kerap berucap untukku berpikir dengan kepintaranku. Kepintaranku tak sepadan dengan kategori pintarmu. Mungkin juga kau beranggapan aku bodoh ataupun dungu.

Kita berbeda, aku suka rumah dan kau suka kebebasan. Tapi perbedaan bukan untuk saling memaksakan. Aku suka rumah, bukan berarti aku memaksamu untuk menyukai rumah dan selalu pulang. Kau suka kebebasan, bukan berarti kau memaksaku untuk mencintai kebebasan pula.

Aku memberi celah bagi kebebasanmu, apa aku juga tak berhak atas kebebasanku. Tidak, jangan kau artikan kita menuju “kebebasan” dengan maksud yang sama. Kebebasanku adalah kebebasan di dalam rumah. Kebebasan untuk di dengar, kebebasan untuk mengingatkan, dan kebebasan untukku diperlakukan adil di rumahku.

Ataukah mungkin hubungan kita mulai berkembang arogan dan egois?
Mencintai bukan membenarkan segalanya. Mencintai bukan tak ada perselisihan.

Jika kau berlaku hal yang jika orang lain lakukan padamu kau merasa sakit, jangan pernah lakukan pada orang lain. Kau saja tidak bisa menerima, apalagi orang lain? Segalanya diciptakan seimbang bukan?

Mungkin Tuhan punya cara lain untuk menerjemahkan perasaan kita. Atau kebersamaan kita. Apa kau masih memikirkanku ketika kita sama sama sulit? Apa kau masih memikirkanku ketika aku membutuhkan diwaktu kita tak berbaikan? Apa kau masih memedulikanku diwaktu kau marah? Apa kau memberiku celah ketika aku juga melakukan hal yang sama sepertimu? Aku masih.

Ditinggalkan. Untuk kesekian kali cukup bagiku. Mungkin Tuhan punya cara lain menunjukkan jalan padaku. Mungkin Tuhan punya cara lain mengajarkan aku lebih kuat dengan cara-cara seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar