Jumat, 24 Juni 2011

3 TAHUN LALU DI SINGAPORE

Pagi yang cerah, diiringi suara burung berceloteh. Tidak seperti 3 tahun lalu. Saat aku akan meninggalkan Hong Kong pulang untuk melaksanakan pernikahanku. Hujan badai mengiringi perjalanan ke Bandara. Air bagai tumpah dari langit. Sepanjang jalan tak aku temui Bus, hanya mobil pribadi dan taxi saja yang lewat menerobos derasnya hujan. Dalam hati aku masih bisa bersyukur ada Majikan teman yang mau mengantar aku ke Bandara. Dijinkan menginap plus diantar ke Bandara jam 5.30 saat enak-enaknya dalam selimut apalagi cuaca hujan deras pula. Waktu itu pesennya tiket dadakan, semua full dan dapatnya Singapore Airlines yang paling pagi yaitu jam 8.00. Ya sudahlah daripada ga pulang hikz......


Yang paling mengherankan, hujan badai tapi pesawat ga di pending. Tetap berangkat meskipun mundur 45 menit. Dan akhirnya 08.45 pesawat membawaku terbang ke Singapore. Oh iya, waktu di ruang tunggu ada anak Ponorogo yang 1 pesawat denganku. Setelah diskusi sebentar, ada keputusan pulang ke Madiunnya numpang travel dia. Dia yang seharusnya bayar mahal jadi ringan karena aku ikut dia. Dan akupun ga perlu naik bus pulang ke Madiun (nyengir).

Dan akhirnya pesawat mengantarku sampai ke Singapore. Karena aku keminter ga mau guide waktu di tanya petugas chek in, akhirnya keminterku membuahkan hasil, aku yang minim bahasa inggris harus di permainkan oleh petugas bandara. Gara-gara 'E' di tulis 'F' (kalau ga salah ingat, hikz), di dalam bandara yang luasnya melebihi kampungku aku harus kebingungan cari Arrival yang ke Indonesia. Sedangkan temanku yang tadi ga tahu kemana perginya. Tertatih aku berjalan karena pundak bawa tas selempang, tangan kanan kiri bawa barang titipan dan oleh-oleh. Pingin nangis pingin teriak "maaaaaak, anakmu ga bisa pulang". Tapi ga aku lakukan karena aku balik lagi ke information dan tulisannya di betulin dan aku lansung meluncur ketemulah Arrival ke Indonesia.

Masih sepi ga ada yang datang karena penerbangan ke Indonesia sekitar jam 4 sedangkan aku jam 11an sudah datang. Lama-lama satu persatu datang beberapa mbak Indonesia juga. Senangnya hatiku ada temannya. Tapi tiba-tiba kruuuk kruuuuk kruuuuk, cacing di perutku minta makan. Alhamdulillah ada makanan yang aku bawa dari Hong Kong. Di makan bareng-bareng tapi..... ga punya minum. Ga punya Singapore $ pisan. Lagi-lagi pingin nangis kehausan. haha cengeng banget sich. Tapi aku ga kehilangan akal, setelah minta mbak yang dari Singapore katanya ga punya. Aku mendekati 3 orang chinese, bapak, ibu (di kursi roda) dan anak gadisnya. yang ternyata orang MALANG sedang berobat ke Singapore. Kuberanikan diri tukar duit, aku bilang mau beli minum. Dan alhamdulillah, $10 ada di tangan tanpa harus tukar uang. 

Aku langsung ngacir bawa duit itu ke toko makanan. AMbil 2 botol air cuma $6 dan sisanya aku kembalikan ke bapak itu. Karena aku orang jawa yang biasa sungkan ga suka gratisan. Dengan terpaksa tapi ikhlas, aku berikan oleh-oleh yang cuma 1 kotak (jajan dari Macau) ke bapak itu sebagai ucapan terima kasih. Kenangan yang tak pernah aku lupa sampai sekarang. KELAPARAN, KEHAUSAN, MINTA UANG AMA ORANG (kaya pengemis) di Singapore. xixixixixi

Sekitar jam 4 pesawat membawaku pulang ke Indonesia. Dan nyampai Indonesia belum maghrib, ada calon suamiku menunggu disana. Hanya bengong terpaku saat melihatku, mungkin ga percaya lihat aku yang waktu itu ga gendut dengan rambut panjang sebahu. Hal yang belum pernah dia lihat dari diriku. Hikz. Setelah semua beres Travel membawa kami pulang ke Madiun.Dan tiba di rumah sekitar jam 11an malam disambut seluruh keluargaku. Semua kwatir, ternyata saudara suamiku yang di HK kasih kabar kalau di HK hujan badai mungkin pesawatnya telat. Mereka was-was aku ada apa-apa. Alhamdulillah aku bisa pulang dengan selamat
Taraaaaaaaa inilah aku 3 tahun lalu, masih tomboy dengan rambut panjang sebahu. Kaya gini ga gendut terus gendutnya kaya apa yach???? kwkwkwkwkwkwk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar