Selasa, 27 Desember 2011

Nostalgia Di Rumah Mewah (Mepet Sawah)

Senyum penuh kegembiraan selalu menghiasi bibir mertua saya akhir-akhir ini. Setelah anak ke 3 dari Pekanbaru datang, senin kemarin anak ke 2 dari Nganjuk juga datang. Anak pertama tinggal agak jauh, lain kecamatan dan anak ke empat suami saya, yang rumahnya paling dekat juga tak mau ketinggalan, pastinya ikut hadir donk hehe. 




Senin malamnya, beliau bisa menatap wajah 4 anaknya, 4 menantunya serta 6 cucunya. Sebenarnya ada 8 cucu, tapi yang 2 tidak ikut. Ada satu menantu laki-laki, dan 3 menantu perempuan. Sayalah yang paling muda dan paling asing sendiri. Karena, meskipun saya sudah lama jadi bagian dari mereka, tapi saya baru beberapa saat bersama mereka. Jadi saya lebih sering jadi pendengar saja, yang kadang ikut ngakak atau senyum-senyum kalau ada hal lucu. 

Mengenang masa kecil mereka dan melihat foto-foto masa muda mereka, membuat kami selalu ngakak berjamaah. Apalagi kalau mendengar 2 anak laki-laki yang selalu membanggakan masa muda dan masa kegantengannya tambah bikin kami ngakak. Kalau suami saya malah membanggakan masa tuanya yang lain daripada yang lain. Dulu suami saya paling kecil, sekarang jadi paling besar dan paling tinggi dari ketiga kakaknya. Entah dapat keturunan darimana, Lha wong bapak ibunya kecil-kecil kok. Hehe.

Masa kegantengan mereka sekarang hanya tinggal kenangan, setelah dimakan usia. Kulitnyapun sudah hitam terbakar sinar matahari dan tak sebersih dulu lagi. "Khan sudah dibagi buat anaknya" kata mereka membela diri. Hikz.

 Alfina, Anaknya kakak no 3. Sudah beberapa hari di Jawa tapi masih kental logat melayunya. 


 
Arul,  anaknya kakak no 2. Sukanya godain yang cewek sedangkan yang cewek cengeng ga suka digodain. Jadinya nagis mulu. Hehe.

 Dimas (baju orange anaknya kakak pertama) sejak kakak kesini sampai sekarang ga mau pulang ke rumahnya sendiri. Ody (baju biru, kakaknya Alfina), sudah faham bahasa jawa meskipun baru beberapa hari datang. Sayangnya hanya 4 orang yang mau di foto dengan senang hati. 


Backgroundnya rumah mewah (mepet sawah) kami menjelang maghrib. Sekalinya keluar rumah yang nampak hamparan padi yang baru di tanam. Sejuk kalau siang, dan ada musik kodok ngoreknya kalau malam. Di rumah itu, dulu mereka di besarkan. Dan sekarang mereka kembali lagi dengan anak-anak mereka yang lucu, pinter-pinter dan dengan kenakalannya masing-masing. :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar