Jumat, 23 Desember 2011

Resep LDR Tahan Lama

Kalau kita boleh memilih, pasti kita tidak akan memilih LDR (Long Distance Relationship) dengan pasangan sah kita setelah menikah. Maunya setelah nikah ya selalu bersama selamanya hingga ajal memisahkan. Tapi ada kalanya kita harus memilih sebuah pilihan yang tidak kita inginkan. Ada kalanya kita harus mengorbankan kebersamaan dengan pasangan demi sebuah impian.


Seperti halnya saya yang harus berpisah dengan suami saya ketika usia pernikahan kami baru 5 hari. Sore itu kami sempat makan nasi kuning sebagai tanda kalau kami telah menikah sepasar (adat jawa) atau 5 hari. Dan berpisahnya bukan lagi antar kota atau propinsi, melainkan antar negara. Sebuah pilihan yang sangat menyakitkan tapi harus kami lakukan.

Sebelum kami menikah, kami juga sempat melakukan pacaran jarak jauh selama 6,5 tahun. Setelah menikah pun kami harus berpisah (lagi) selama 3,5 tahun. Dan alhamdulillah sekarang sudah bersama lagi. Banyak yang heran dan bertanya "Kok bisa ya, bertahan sampai segitu lama?". Pertanyaan yang sangat wajar untuk kami para TKI. Mengingat kasus terbanyak perceraian terjadi pada pasangan yang salah satu atau keduanya jadi TKI. *ga semua daerah begitu lho*.


Kenapa kami mampu bertahan dengan status LDR kami?? Resepnya adalah:
  • Kami membangun pondasi rumah tangga kami dengan agama.
Meskipun kami bukan orang yang pinter dalam urusan agama, tapi kami belajar memahami arti pernikahan dari sisi agama. Kami niatkan menikah hanya karena ALLAH bukan karena yang lainnya. Kalau pondasinya agama, insyaallah rumah tangga kami juga kuat.

  • Temboknya kami bangun dengan kepercayaan.
Disaat hidup berjauhan, modal utamanya adalah saling percaya dengan pasangan. Saya memberikan kepercayaan penuh kepada suami saya. Kalau mau merusak kepercayaan saya ya silahkan..... Nek Tega. *Yang jelas sich ga tega hikz*. Dengan kepercayaan, tembok rumah kami akan kokoh dan tak mudah goyah oleh angin dan badai.

  • Rumah Tangga kami beratapkan cinta, kasih dan sayang 

Cinta, kasih dan sayang selalu memayungi rumah tangga kami. Meskipun semua tidak diungkapkan secara nyata, hanya melalui komunikasi lewat tulisan atau hanya sekedar suara. Namun komunikasi yang kami kemas dengan sederhana dan tidak berlebihan, malah mampu menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga kami.

  • Ada jendela di rumah tangga kami

Jendela untuk Ventilasi, agar angin cemburu bisa masuk ke dalam rumah tangga kami. Angin cemburu yang masuk sepoi-sepoi bisa menambah kasih dan sayang kami. Dan kami menjauhkan barang-barang yang mudah terbakar agar api cemburu tak mampu membakar hati kami. Hehe


  • Kunci pintu rapat-rapat
Kami selalu mengunci pintu rumah tangga kami rapat-rapat agar tidak semua orang bisa masuk dalam kehidupan kami. Kalau ada orang lain yang ikut campur dalam rumah tangga kita, rasanya kok tidak nyaman (pernah dengar pengalaman teman). Orang tua kami pun hanya memberi dukungan dari belakang. Kalau benar ya di dukung, kalau salah ya diingatkan. Selebihnya membiarkan kami berjalan sendiri. 

Sepertinya hanya itu point penting dalam rumah tangga saya dan suami. Sebenarnya, masih banyak hal-hal lain tapi kalau disebutkan semua bisa jadi novel kali yak. *Wuehehehe*. Tapi yang jelas, kedua orang tua kamilah yang selalu menjadi penyemangat kami dalam menjalani LDR. Kami tidak ingin membuat beliau malu dan kecewa,  Sehingga bagaimanapun juga kami akan berusaha untuk menggapai keluarga Sakinah, Mawadah Warohmah. Amiiiin


 “Tulisan ini saya ikutsertakan di acara   5th Anniversary Giveaway : Ce.I.eN.Te.A yang diselenggarakan oleh  zoothera 

NB: Selamat Ulang Tahun Perkawinan yang ke 5 ya Mbak Anies.... Semoga makin rukun dan cintanya tambah besar meskipun usia perkawinannya makin bertambah. Dan menjadi keluarga Sakinah Mawadah Warohmah. Amiiiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar