Sabtu, 06 Agustus 2011

ADA BERKAH DI BALIK PENIPUAN

Setelah hampir 2 tahun dan 2 kali pindah PT (penyalur TKI), akhirnya pemuda yang baru menikah beberapa bulan itu mendapat panggilan berangkat ke Taiwan. Gembira sekaligus sedih setelah mendapat kabar itu. Karena biaya pemberangkatan kurang 10 juta dan harus segera dibayar kalau ingin di berangkatkan. Kemana harus mencari uang 10 juta??? Sedangkan uang yang sudah masuk PT yang lama belum bisa keluar. Mau minta istri yang baru 3 bulan sampai Hong Kong dia tidak berani. Masa laki-laki harus minta ama istri??? Bukankah suami yang seharusnya menafkahi istri??? Itu yang ada dalam pikirannya. Akhirnya..... Hanya bisa diam tanpa tahu apa yang harus dilakukan.


Namanya juga sudah menjadi suami istri, seakan sudah punya suatu ikatan batin. Istrinya pun merasakan apa yang dirasakan suaminya. Setelah sedikit memaksa, dia pun menceritakan kabar itu kepada sang istri. Spontan istrinya marah sekaligus gembira. Marah karena sang suami tidak mau menceritakan masalahnya. Gembira karena akhirnya suaminya akan segera berangkat ke Taiwan. Setelah tahu masalahnya, sang istripun ikut bingung karena juga tidak punya uang 10 juta. Haruskah melepaskan kesempatan yang ditunggu hampir 2 tahun itu???

Di saat harapan mulai sirna, pertolongan Allah datang. Setelah sang istri memberanikan diri minta tolong kepada ibunya, uang 4 juta pun mampu dipegang. Memang belum cukup tapi lagi-lagi pertolongan Allah datang tanpa dia sangka-sangka. Uang dari PT yang lama keluar dan akhirnya pemuda itu dinyatakan bisa berangkat ke Taiwan dengan job di home Industri. Agak kecewa, tapi dia bersyukur bisa berangkat. Dan yang dia pikirkan, disana nanti dia punya teman dari Indonesia meskipun tak sebanyak di pabrik besar.

Singkat cerita, pemuda itu sampai di Taiwan. Apakah masalah selesai sampai disitu?? TIDAK. Pihak penyalur TKI yang mengatakan dia bekerja di home industri itu ternyata bohong. Di kontrak kerja, tertulis, dia sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT) dengan job merawat Nenek. Tapi itu hanya kontrak di atas kertas. Pada kenyataannya dia dipekerjakan sebagai kuli serabutan dan hanya dia pegawainya. Dengan gaji sama seperti PRT tanpa libur, sehingga gajinya sama dengan mereka yang kerja di pabrik. Yang lebih menyedihkan, di Indonesia dia sudah bayar 25 juta sampai di Taiwan pun harus bayar potongan gaji selama 1 tahun tapi setiap bulan masih dapat sisa gaji yang lumayan.

Shock!! itulah yang dia alami saat baru datang di rumah majikan. Pingin pulang dan tangisan. Tapi istrinya memberi semangat agar tetap bertahan. Sang Istri berkata "Ingat berapa lama kamu menunggu??? Berapa puluh juta uang yang sudah kamu keluarkan??? Apakah kamu akan berhenti sampai disini???. Bukankah kamu sudah berjanji akan membahagiakan aku??? Tetaplah bertahan suamiku, aku akan selalu menemanimu". Kata-kata istrinya bagai oase di padang pasir yang menyejukkan. Semangat itu berkobar kembali.

Hari terus berlalu, dia jalani hari-harinya dengan pekerjaan. Berkelana dari satu pasar ke pasar untuk mengantar barang dan masih banyak lagi tugas-tugas yang melelahkan yang harus dia kerjakan. Namun lelah itu seakan hilang saat suara sang istri menyambut dia pulang kerja. Meskipun dalam 24 jam hanya mampu memberikan waktu 5-10 menit untuk sang istri. Tapi kemesraan dan keharmonisan tetap terjaga dalam rumah tangganya. Ada beberapa orang yang mencoba mematahkan semangat dia. Ada Wanita-wanita indonesia yang mencoba menggodanya, ada yang menyuruhnya kabur mencari pekerjaan yang lebih layak untuk seorang laki-laki. Tapi pendiriannya tak goyah, dia tetap bertahan hingga sekarang (hampir 3 tahun).

Karena job nya sebagai PRT, makan tidur sudah di tanggung majikan. Kebetulan dia ga ngerokok dan tidak ada libur. Dan saat mengantar barang, setiap hari dia membantu seorang nenek yang baik hati untuk mengangkat barang-barang. Sebagai imbalan, nenek itu memberi uang beberapa ratus NT yang bisa buat jajan dan beli kartu telepon. Jadi gajinya utuh dan setiap 2 bulan sekali 6-8juta bisa masuk rekening istrinya. Setiap beberapa bulan sekali gajinya dipotong buat bayar pajak yang nantinya juga di kembalikan setelah finish kontrak. Sedikit memang, tapi dia dan istrinya sangat mensyukurinya. Karena banyak teman-temannya yang kerja di pabrik pada mengeluh. Katanya gajinya di potong ini itu, ada libur, ngerokok dll. Sebulan bisa nabung 2 juta saja itu sudah bagus. Saya kira kerja di Taiwan gajinya banyak, eh ternyata..... tapi memang setiap perusahaan gajinya tidak sama sich.

Selain gajinya utuh dia juga bisa menguasai 60% bahasa mandarin karena seringnya komunikasi dengan majikan. Dan yang lebih menakjubkan, dia bisa membawa mobil sendiri keliling Taiwan ngantar barang. Hal yang tidak bisa didapatkan oleh TKI lain yang bekerja di Pabrik. Orang yang waktu berangkat hanya berbekal buku bahasa mandarin dan tidak bisa apa-apa itu sekarang bisa nyopir, bisa ngelas dan bisa berbicara bahasa mandarin dan punya istri yang selalu setia menemaninya. Tak terdengar lagi keluhannya meskipun sangat berat perjuangannya. Dia menyadari bahwa RENCANA ALLAH JAUH LEBIH INDAH DARI YANG DIA BAYANGKAN. 


Saat ini dia sedang menunggu kontraknya yang akan selesai 3 bulan lagi. Yach.... bulan nopember dia akan pulang bersama istrinya tercinta. "Lho Mbak Tarry khan juga pulang bulan 11????" Iya..... karena istri yang setia menemaninya disaat-saat sulit itu adalah saya sendiri. Dan pemuda yang mampu bertahan disaat-saat sulit itu adalah suami saya. Hehehe.

ALLAH TIDAK AKAN MEMBERI COBAAN MELEBIHI KEMAMPUAN KITA
JANGAN PUTUS ASA, TETAPLAH BERTAHAN
TETAP BERUSAHA DAN BERDO'A
 PASTI ADA KEMUDAHAN DI BALIK KESULITAN


Tidak ada komentar:

Posting Komentar