Minggu, 21 Agustus 2011

Punya Adek satu, Ga seru????

Dulu saya pernah mengeluh, kenapa saya cuma punya satu saudara kandung???. Jujur, kadang saya iri kalau lihat teman atau keluarga yang punya saudara banyak. Kayaknya seru dan rame gitu lho. Sewaktu kami masih kanak-kanak dan masih hidup bersama, tidak begitu terasa sepinya. Tapi setelah kami dewasa, saya di Hong Kong dan adek di Jakarta  baru terasa ada yang kurang.  Hanya ada bapak emak dan simbah di istana kami yang sederhana itu. Tak ada anak yang menemani mereka rasanya kok gimana gitu....


Sampai-sampai saat adek sudah di jakarta, saya bilang ke emak "bikinin adek lagi aja mak, biar ada temannya". Emak malah ngakak dan jawab "seharusnya kamu yang bikinin cucu buat kami, lha kok malah  minta adek" (heloh senjata makan tuan xixixi). Yach.... akhirnya sampai sekarang ga keturutan  punya adek baru dech hehe.

Itulah saya yang kurang bersyukur karena hanya punya adek satu doank. Rupanya ALLAH memberi teguran kepada saya. Kebetulan saya punya 2 teman  dari keluarga besar semua. Yang 1 anak pertama dari 5 bersaudara dan satunya anak ke 3 dari 5 bersaudara. Kedua teman saya ini, jadi satu-satunya anak yang bisa membantu ekonomi keluarga sampai-sampai ga sempat mikir masa depannya sendiri. Lha anak yang lain kemana? Adeknya ada yang masih kecil, sedangkan yang sudah besar sibuk dengan urusan masing2. Bisa membayangkan to bagaimana beratnya beban kedua teman saya ini???

Dari sini saya mulai berfikir, kenapa saya harus iri dengan mereka yang punya saudara banyak?? Banyak saudara tapi seolah jadi anak tunggal. Bukankah adek saya yang hanya satu itu malah bisa diajak kerjasama dalam hal apapun?? Harusnya saya bersyukur bukan malah mengeluh donk.

Saat saya bilang "bulan ini aku sudah kasih jatah emak, bulan depan kamu ya?" siap mbak. Kadang saya butuh uang urgent, dari mulai yang bernilai kecil sampai yang bernilai besar alhamdulillah adek saya tidak pernah jawab "GA BISA MBAK". Kalau pun sekarang belum ada, pasti jawabnya "nanti tanggal sekian baru ada mbak". Begitu juga saat dia butuh uang "mbak punya duit?". Kalau saya ada ya langsung saya kirim, kalau ga ada ya nunggu gajian. Hal itu sering sekali kami lakukan, tapi yang sering sich saya yang suka ngerepotin adek (xixixi). Yach,  meskipun buntut-buntutnya "eh nyaurnya kapan??" (haha kirain sumbangan ternyata harus nyaur), tapi yang jelas kami berdua saling kerjasama. Siapa yang butuh ya saling membantu. Itulah kami yang hanya 2 bersaudara tapi bisa membuat orang tua tersenyum bahagia.

Dan ternyata, rencana ALLAH benar-benar lebih indah dari yang saya bayangkan. Meskipun saya hanya mempunyai 1 adek saja, tapi suami saya adalah anak bungsu dari 4 bersaudara. Yang saat ini sudah punya 8 keponakan. Dan denger-denger, pacarnya adek saya juga anak ke sekian dari 9 bersaudara (semoga jodoh, Amiiin). Huaaaa, keluarga kecil saya bisa jadi keluarga besar nich. xixixi

Hayo.... sekarang masihkah mau iri dengan orang lain dan mengeluh lagi??? yach.... itulah yang namanya manusia, bisanya hanya sawang sinawang (saling memandang). Anda melihat saya hidup enak dan saya melihat anda hidup enak. Untuk menghindari sifat IRI, jalan satu-satunya adalah mensyukuri apa yang kita punya. Tidak usah melirik punya tetangga. Jangan percaya dengan pepatah "rumput tetangga jauh lebih indah". Indah di pandang belum tentu indah dirasakan (eh ngomong apa iki....). So, tetap harus percaya diri dan bangga dengan apa yang kita miliki. Semangat..... ^_^.

2 bersaudara yang lahir dari rahim yang sama tetapi bagai 2 sosok yang berbeda. Tapi perbedaan ini tak menjadikan kami saling iri tapi malah saling melengkapi.

Sebenarnya artikel ini mau saya ikutkan di acara Tasyakuran dan GiveAway yang diadakan oleh Mas Jier. tapi saya telat hikz. Jam 9 pagi (waktu Hong Kong) saya nulis artikel ini, dan saat mau pasang link eh.... ternyata sudah tutup jam 7 paginya. Tapi saya sudah janji ke mas jier kalau tetap mau publish. Inilah akibat dari menunda-nunda pekerjaan. Jadinya malah ketinggalan hehe. Tapi ndak apa-apalah.... bukan rejeki kali yach.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar