Jumat, 26 Agustus 2011

KESAN PERTAMA BEGITU. . . . . .

Kisah sebelumnya di posting yang berjudul Terpesona Pada Pandangan Pertama (Wajib baca), saya sudah bercerita tentang kehadiran pemuda ceking pakai sarung dan hem rapi. Kalau di cerita dongeng datanglah pahlawan berkuda atau pangeran bertopeng. Tapi kalau saya..... datanglah pangeran bersarung haha.

Jarak pintu dan kamar saya yang lumayan jauh membuat saya ragu. Benarkah itu dia? Teman Tiwa yang dikenalin beberapa waktu yang lalu? Saya tersenyum seraya bilang "hai, sendirian tah?" dan mendekati dia yang masih berdiri di depan pintu (dalam rumah). Saya persilahkan dia duduk dan tak lama, emak saya membawa 2 gelas sirup buat kami. Maklum masih suasana lebaran jadi masih ada sirup hehe.


Kami ngobrol ngalor ngidul layaknya teman lama. Dia juga cerita kalau dulu sering lewat depan rumah saya, waktu jembatan besar runtuh dan kebetulan dibangun jembatan darurat di sungai depan rumah saya. Rumah saya yang tadinya jalan buntu jadi ramai lalu lalung kendaraan roda 2. Dan herannya dia juga ga pernah melihat saya. Benar-benar belum jodoh kali yach.

Saking asyiknya ngobrol sampai tak terasa kalau jam sudah menunjukkan angka 9 malam diapun pamit pulang. Seperti pertemuan pertama, bagi saya tak ada yang istimewa. Saya menganggap kedatangan dia tak lebih hanya sillaturahmi ke rumah teman karena memang momentnya lebaran. Saya pun mengantar dia sampai teras rumah dan baru masuk rumah setelah punggungnya tak kelihatan dari pandangan saya.

Tapi. . . . kehadirannya yang sendirian (gentle yak), dan pakaiannya yang sopan (sarung+hem tanpa kopyah) telah memberikan nilai plus buat dia. Dengan kata lain, kesan baik sudah nampak di mata saya dan keluarga saya. (Ceileeeh). Apalagi dia orangnya enak diajak ngobrol, selalu nyambung gitu lho. Hehe.

Waktu itu saya tidak pernah berpikir kalau dia akan datang lagi ke rumah saya. Tapi lagi-lagi hati saya dibuat pyar-pyar ketika terdengar suara motornya, yang memang lain daripada yang lain. Waktu itu pagi sekitar jam 9. Kali ini saya ada diruang tamu, jadi saya bisa melihat dia dari kaca jendela. Dia ga pakai sarung lagi, melainkan pakai celana jeans dan kaos putih panjang. Saya langsung keluar menyambut dia, dan mengajak dia masuk. Dia memilih duduk lesehan di depan Tivi.

Tahukah anda apa tujuan dia datang ke rumah saya pagi-pagi? dia ngajak saya jalan. Kebetulan hari itu Tahun baru, 1 januari 2001. Sempat teriak dalam hati "gila nich orang, berani-beraninya ngajak saya jalan". Dia cowok pertama yang berani ngajak saya jalan, dan menjemput ke rumah pisan. Kalau jalan sama tetangga sich sering, tapi sama cowok lain ga pernah. Hehe.

Dan kebetulan, hari itu saya sakit perut. Biasalah lebaran banyak makanan masuk perut, perang dunia ke 3 terjadi dalam perut saya. Sehingga saya harus keluar masuk kamar mandi berkali-kali sampai lemes badan saya.

Dengan terpaksa, saya bilang ke dia "maaf ya, aku ga bisa jalan. Aku sakit perut". Dia ga mau menyerah begitu saja, "kalau besok bisa ga?". Dalam hati saya berkata "busyet nekad amat nich orang". Gobloknya saya, sampai sejauh ini saya belum menangkap kalau ada sinyal cinta dari dia. Kenapa saya tidak bisa menangkap sinyal cinta dari dia??? Alasannya silahkan klik disini.

Meskipun saya belum bisa menangkap ada sinyal cinta dari dia, tapi dengan lugunya saya menyanggupi permintaan dia "besok aja ya, tapi kamu jangan ke sini". Trauma masa lalu membuat saya tidak berani jalan sama cowok dan berangkat dari rumah. Alhamdulillah dia bisa memakluminya. Setelah kami menentukan tempat dan jam buat bertemu, dia pamit pulang dengan senyum menghiasi bibirnya. Saya ga tahu apa yang dia pikirkan tapi yang jelas dia gembira.

Nach. . . . . .kira-kira apa yang akan terjadi besok (2 januari 2001)??. Nantikan kisah selanjutnya di posting yang akan datang. Xixixi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar