Kamis, 12 Januari 2012

Hari Jadi Yang [tak] Terlupakan

"Mas, ingat ga sebentar lagi ada apa??" Tanya saya ke suami.
"Ingat..... Tahun baru perutnya sakit" jawab suami cuek.
"Kita kemana mas?? Ke Telaga Sarangan ya?" Saya tersenyum, karena suami ingat hari jadi kami.
"Jangan jauh-jauh, kasian ini lho" Jawab suami sambil memegang perut saya.
"Ya sudah, kalau gitu ke Taman Ria lagi??" pinta saya yang diiyakan oleh suami.



Itulah sekilas percakapan saya dengan suami, beberapa hari sebelum tahun baru. Kami ingin bernostalgia ke Taman Ria mengenang peristiwa 11 tahun lalu, tepatnya 2 januari 2001. Hari dimana suami mengucapkan kata cinta kepada saya untuk pertama kalinya. 

Namun, apa yang terjadi tak semulus rencana kami. Karena ALLAH sedang menguji kami (baca: ALLAH Mengambilnya lagi). Dan kami hampir tak sempat memikirkan hari jadi kami. Karena kondisi saya yang masih lemah, Tahun baru kami  juga hanya bisa diam dirumah. Dan malam menyambut hari jadi kami, saya hanya bisa memeluk suami saya dengan airmata.

Saya sempat mengeluh "Kenapa ya mas, ALLAH selalu menguji kita. Sekian lama kita dipisahkan, disaat kita bersamamupun ALLAH masih menguji kita dengan mengambil anak kita". Suami ikut trenyuh mendengar isakan tangis saya dan ucapan saya. "Sssst jangan bilang begitu, itu namanya tidak bersyukur" ucapnya sambil mengelus kepala saya. 

Itulah sekilas kisah sedih saya di penghujung tahun 2011. Saya sempat terpuruk dalam kesedihan, yach.....namanya juga baru kehilangan. Tapi saya tidak mau terus-terusan terpuruk, saya harus bangkit dan mengikhlaskan apa yang telah pergi. Semua milik ALLAH dan akan kembali kepada ALLAH. :)

Setelah kesehatan saya sudah agak membaik, minggu 8 januari suami mengajak saya ke Nganjuk. Refreshing sekalian silaturahmi ke tempat guru Ngajinya kata suami. Disana kami ngobrol banyak hal, yang membuat hati saya terbuka dan lebih ikhlas menerima apa yang telah terjadi.

Sepulang dari Nganjuk, saya bisa tersenyum lagi. Apalagi ketika suami menuruti keinginan saya untuk mampir ke "WADUK BENING WIDAS" di SARADAN. Dengan tiket Rp3000/orang + Rp 2000 untuk kendaraan, saya bisa melihat hamparan air yang tak seluas laut tapi mampu membuat hati saya semakin damai dan nyaman.

Karena waktu  sudah sore, kami hanya sebentar menikmati indahnya pemandangan di Waduk Bening Widas. Selain bisa menikmati pemandangan yang indah, tempat ini juga menyediakan berbagai fasilitas seperti pemancingan, bumi perkemahan, taman bermain, Area outbond, gedung pertemuan, rumah makan yang khas dengan ayam bakarnya, ngintip orang pacaran dan masih banyak lagi. Lebih lengkapnya bisa dilihat di sini.

"Sudah marem dek" tanya suami sambil tersenyum. Saya hanya mengangguk dan membalas senyumnya "makasih ya mas". Ternyata dibalik kecuekannya, sebenarnya ada perhatian untuk saya. Beliau tetap menepati janjinya mengajak saya main. Meskipun hari dan tempatnya berbeda dari rencana kami.

Dan kami beranjak meninggalkan waduk sambil tengak tengok liat muda mudi pada ngumpet di balik rumah-rumah kecil di area Waduk. Kira-kira pada ngapain ya?? Hikz. Ada senyum di bibir saya. Ada anji dalam hati saya "Saya harus kuat, saya harus ikhlas dan ga mau mengungkit-ungkit apa yang telah pergi". :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar