Kamis, 14 Juli 2011

Kisah Sukses Anak mantan TKW

Beberapa hari yang lalu saya sudah posting tentang TKI yang BERKARYA TANPA GELAR SARJANA di Malaysia. Kali ini saya juga akan menulis kisah anak seorang mantan TKW Arab yang juga sukses tanpa gelar sarjana. Semoga kisah ini bisa menjadi motivasi bagi pembaca semua, yang tidak bisa melanjutkan pendidikan ke universitas karena masalah biaya.

Tubuh mungilnya hadir ke dunia ini saat matahari beranjak tenggelam ke peraduan. Warna keemasannya mulai tergantikan oleh kegelapan malam (Halah sok puitis). Kalau orang jawa bilang 'surup'. Seperti biasa, adat orang jawa yang suka nganeh-nganehi mengatakan "bayi yang lahir menjelang malam (surup) harus dibuang dan harus diambil orang, baru dikembalikan ke orang tuanya lagi". Maka, tubuh mungil yang masih merah itu di letakkan di tegalan (pekarangan belakang rumah). Dan seorang nenek mengambilnya lalu di serahkan kembali ke orang tuanya.


Saat usianya belum ada selapan (35 hari) ada yang meninggal dunia dan Ibu si bayi makan makanan dari rumah orang yang meninggal (bahasa jawanya: segone wong mati). Dan apa yang terjadi???? Tiba-tiba tubuh bayi mungil itu penuh dengan bintil-bintil merah, Yang kata orang namanya SAWAN. Berbagai macam obat sudah dicoba termasuk bedak Salicyll (kalau ga salah). Setelah dikasih bedak, bintil-bintil merah itu mulai kering dan mengelupas. Kulit si bayi pun mirip seperti sisik ular yang menjijikkan. Tapi setelah itu bisa sembuh dan berubah seperti kulit bayi pada umumnya.

Tidak hanya sampai disitu penderitaan si bayi, mungkin pertahanan tubuhnya kurang baik. Sehingga masa kecilnya akrab dengan yang namanya obat dan dokter. Sampai-sampai pak dokternya hafal dan kenal baik dengan dia. Bahkan pak dokter bertanya "putranya cuma satu ya bu??" Padahal bayi itu punya kakak perempuan. Karena sakit-sakitan mulu, dia pernah ga naik kelas waktu TK lho....

Disaat dia masih kelas 2 SD, masa-masa manja dan butuh belaian kasih sayang, Ibunya harus pergi meninggalkannya jauh ke negeri Arab. Waktu ibunya pamit mau pergi jauh, dia selalu meriang. Mungkin ga mau ditinggal, tapi Pakliknya pergi ke rumah pak Kyai dan dikasih do'a yang membuat dia tetap ceria meskipun ibunya pergi jauh. Tinggallah dia bersama ayah dan kakak perempuannya yang masih kelas 5 SD. Rupanya penyakit belum mau pergi dari tubuhnya. Setelah  Ibunya pergi, telapak tangan kanannya tiba-tiba keluar bintil-bintil yang berisi nanah. Tangan mungil itu kaku ga bisa menggenggam, apalagi kalau nanah itu pecah tangan itu semakin menjijikkan. Berbagai obat diberikan dan dengan telaten ayahnya merebus dedaunan obat dan merendam tangannya dengan air itu. Dan perlahan tangan itu sembuh.

Bersama berjalannya sang waktu, bocah inipun beranjak besar. Prestasinya di sekolah benar-benar tidak mengecewakan. Waktu SD ga tahu kenapa NEM nya jatuh tapi bisa masuk SMP negeri dan selalu masuk kelas favorit (kelas yang siswanya pinter semua). Lulus SMP dengan NEM yang lumayan tinggi, dia hanya di terima di SMK N 1 MADIUN jurusan bangunan. STM satu-satunya di madiun yang negeri. Banyak yang menghina "wong mau ngudek luluh (kuli bangunan) ae kok musti sekolah, mbok belajar sama bapakmu saja". Karena kebanyakan di terima di jurusan Mesin, Elektro tapi STM swasta. Dia tetap semangat sekolah dengan semboyan "Jurusan bangunan ga masalah yang penting negeri"

Saat dia kelas 3 STM, ibunya pensiun jadi TKW. Untuk biaya sekolah dan hidup, Ibunya  jualan jajan keliling dan bapaknya sebagai tukang bangunan. Kakaknya yang saat itu kerja di HongKong, masih masa potongan gaji tidak bisa membantu banyak. Bahkan saat harus bayar biaya kursus komputer, ibunya harus menjual cincin kenang-kenangan dari ARAB. Rupanya, kerja keras orangtuanya tidak sia-sia. Karena dia lulus STM dengan hasil yang sangat memuaskan. Dan kebetulan ada bapak temannya yang butuh tenaga karyawan.

Dengan modal nekad, dia berangkat ke Jakarta untuk memenuhi panggilan kerja. Saking nekadnya sampai-sampai sepatu saja tidak punya. Akhirnya dia pakai sepatu pinjaman untuk bertemu dengan boss. Di Jakarta dia memulai karirnya sebagai tenaga gambar yang hanya memiliki ijasah komputer dan ijazah STM. Mulai dari merangkak, berdiri, belajar melangkah, sampai akhirnya dia bisa berjalan langkah demi langkah. Mulai dari gaji kecil di perusahaan kecil hingga saat ini sudah 7 tahunan dan akhirnya dia mampu bekerja di salah satu perusahaan Kontraktor yang lumayan besar di Tangerang.

Dari gajinya yang lumayan, dia mampu membiayai kuliahnya sendiri. Saat ini dia tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Mercu Buana jurusan Civil Enginering semester 3 mau ke semester 4 di usia 26 tahun. Memang telat sich.....tapi bagi saya tetap hebat. Bayangkan saja, anak mantan TKW, anak penjual jajan keliling dan kuli bangunan yang hanya lulusan STM bisa mendapatkan posisi bagus di perusahaan tanpa ada embel-embel uang puluhan juta. Rumusnya KEBERUNTUNGAN + KECERDASAN - GELAR - UANG= KESUKSESAN.
Tuntutan pekerjaan yang membuat wajahnya lebih tua dari umurnya.
Asline emang sudah tua kali yach xixixixi

Dia bocah pesakitan itu, dia bocah yang sukses itu, dia yang sekarang jadi mahasiswa itu adalah adik kandung saya. Yang kemarin tanggal 13 juli usia nya menginjak 26 tahun. Tulisan ini saya tulis sebagai kado ulang tahun dan sebagai  bukti kebanggaan saya kepadanya. Yang mampu menunjukkan kepada dunia, bahwa jurusan bangunan bukanlah sejek-jeleknya jurusan dalam sekolahan. Kalau mau bersungguh-sungguh dalam berusaha dan berdo'a pasti ALLAH akan memberikan jalan untuk kita. So, tetap semangat.....

Happy birthday to you my brother.....
Semoga dengan bertambahnya umurmu bertambah pula kedewasaanmu
Di dekatkan jodohmu dan dilancarkan rejekimu
Pokoke sukses dunia akhirat. Amiiiiin
(Kue yang aku beli tahun lalu dan sempat cam to cam dengan dia.
Tapi tahun ini terlalu sibuk ga sempat memberi yang special buatmu
maafkan mbakmu yach........)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar