Sabtu, 23 Juli 2011

Kyai "GAUL" Mengunjungi TKI Di Malaysia

Posting kali ini kok lain ya??? Masih seputar TKI tapi juga ada kyai Gaulnya. Kali ini saya akan berceloteh tentang Seorang Kyai yang berasal dari desa Banaran, Kec. Geger, Kab. Madiun (kampung kelahiran saya). Desa kecil yang perekonomiannya melejit dengan pesat karena sebagian besar penduduknya kerja di Luar negeri. Untuk menemukan rumah jelek mungkin sudah susah kali yach. Karena hampir semua rumah sudah dibangun dengan megahnya, kecuali rumah saya tetap dengan kesederhanaannya hikz. Mungkin sahabat Blogger belum banyak yang mengenal. Tapi untuk yang berada di madiun kemungkinan ada yang pernah dengar, Yang lewatnya dari pos polisi uteran jalan kebonsari itu lho (halah embuh ga ngerti mbak). xixixixi

Ini rumah orang tua saya, yang dibangun dari hasil keringat ibu saya waktu kerja di Arab. Sederhana yang penting bisa melindungi dari panas dan hujan. Yang kata teman saya, " rumahmu ga pantas kalau buat mantan luar negrinan". Tapi bagi saya, rumah ga penting, yang penting bagaimana kita bisa tetap menghasilkan uang setelah dari luar negeri. hehehe (menghibur diri).


Saat ini desa Banaran sudah memiliki Blog yang dikelola oleh seorang Pensiunan TELKOM, warga desa Banaran yang sekarang hijrah ke Kota Madiun. Yang berminat silahkan berkunjung ke kampung saya di http://desabanaran.blogspot.com/. Dan sudah hadir di Facebook (Wong Banaran Comunity) saya sendiri yang mengelola. Grup dan Blog ini dibentuk untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama warga desa Banaran, baik di dalam maupun luar negeri. eh mau cerita kyai gaul kok malah ngelantur sampai kampung saya??? Hikz, itung-itung promosi kampung saya. Yang hasil pertaniannya berupa MELON, hayo siapa yang suka melon??? Mungkin yang anda makan bisa jadi melon dari kampung saya tapi bukan melon saya. Soale bapak saya ndak punya sawah xixixi (buka rahasia). 

Saya dan hampir semua warga desa biasa memanggil beliau Mbah Qosim (K.H Qosim). Mungkin ada sebagian yang memanggil mbah Kyai. Selain sebagai Kyai beliau juga sebagai salah satu pengelola TK yang ada di desa Banaran. Beliau mempunyai 1 istri dan 3 putri yang cantik dan pinter, putri pertama seumuran saya, dulu pernah sekelas waktu SD. Tapi kelas 2 SD pindah ke pondok Lirboyo Surabaya (lagi) karena di SD prestasinya anjlok. Yang kedua kurang tahu umurnya berapa, dan putri ragilnya tahun ini lulus SD dengan nilai tertinggi dan langsung dibelikan Laptop.  Rupanya mbah Qosim sudah membuka diri terhadap kemajuan tekhnologi, dan dengar-dengar mau buka Facebook juga. Berita ini disambut gembira oleh Warga yang tergabung di Wong Banaran Comunity. Karena hampir semua warga pernah ngaji atau pernah ngaji bareng dengan beliau (waktu kanak-kanak). Untuk melepas rindu dengan mbah Kyai Qosim katanya.

Yang saya tahu beliau orangnya sederhana, meskipun punya gelar Kyai tapi beliau tidak segan-segan membawa bensin 2 jirigen dari POM dengan naik vespa butut tapi ga pernah mogok. "Bensin buat apa mbak??? Bakar rumah???" Bukan buat bakar rumah saudara.... tapi buat bahan bakar motor warga desa alias buat di jual lagi. Karena beliau memiliki toko kecil tapi semua ada, dan sang istri tercinta juga terima obras dan menyediakan alat-alat menjahit. Ini dulu waktu saya masih di kampung, ndak tahu sekarang bagaimana perkembangan toko beliau, karena makin banyak toko-toko baru yang muncul di desa saya.

Kenapa kok dijuluki Kyai GAUL??? Sebenarnya julukan ini dari pak  Purwanto yang mengelola Blog desa Banaran. Menurut Pak Pur, Mbah Kyai ini bisa bergaul dari semua kalangan. Dari yang kaya sampai yang miskin diperlakukan sama tidak ada bedanya. Bahkan beliau dan Pak Purwanto pernah bersepeda ke Somoroto, Ponorogo. Sedikit kisahnya ada  Di Sini. Salut dech, meskipun usianya yang tak lagi muda tapi masih fit bisa ngontel madiun ponorogo. Saya aja belum tentu mampu hikz.

Nach....Tanggal 9-20 juli kemarin beliau diberi kesempatann pergi ke Malaysia. Bukan diundang untuk ceramah di pengajian seperti Ustad-ustad yang datang ke Hong Kong lho yach. Tapi beliau ke Malaysia untuk jalan-jalan (lebih tepatnya). Banyak santrinya dulu yang kerja di Malaysia, bahkan sudah ada yang jadi warga Malaysia. Tentunya dengan posisi yang lumayan bukan jadi kuli lagi lho. Beliau juga ga segan-segan datang ke tempat santrinya yang bekerja sebagai kuli. Bukan santrinya yang datang tapi beliaunya yang sengaja mengunjungi. Tapi karena keterbatasan waktu, ga semua warga bisa dikunjungi. Tapi tetap salut dengan Mbah Kyai yang satu ini. Semoga ALLAH senantiasa memberi kemudahan untuk beliau. Amiiiiin.

Ini beberapa dokumentasi beliau waktu di Malaysia

 Beliau mengunjungi warga desa Banaran yang jadi TKI di Malaysia. 
Tak segan meskipun berkumpul dengan para kuli

 
Mbah Kyai dan Istri tercinta di Putrajaya (background Masjid Putrajaya). 
Masih dengan kesederhanaannya, pakai sarung sampai Malaysia xixixi.

 Di menara kembar Malaysia

 Salah satu santrinya (kuli) yang dikunjungi, lumayan dapat pijit setelah seharian jalan-jalan.
Serasa di kampung kali yach xixixi

Kalau yang ini sepertinya warga yang sudah mapan disana, 
tuch duduknya di sofa bukan lesehan hehe.

Sekian dulu kisah saya dari Malaysia bersama Kyai "GAUL". Semoga masih diberi umur panjang dan lain kali kita berjumpa dengan tema yang sama yaitu TKI/TKW tapi dengan negara yang berbeda. hehe




Tidak ada komentar:

Posting Komentar