Jumat, 01 Juli 2011

ANNIVERSARY 3th

Janganlah berjalan di depanku
Karena aku tak tentu  bisa mengikutimu
Janganlah berjalan di belakangku
Karena aku bukan pemimpinmu
Tapi berjalanlah di sampingku
Karena aku adalah pendamping hidupmu
(saya kutip dari CD pernikahan)


Diposting yang INI saya sudah menceritakan kalau saya melaksanakan ijab siri dulu sebelum ijab KUA. Karena jarak kepulangan saya dan resepsi hampir seminggu, ijab siri ini memberi keuntungan buat saya. Selain untuk memenuhi syarat dari pesantren, saya dan suami saya bisa menghindari yang namanya dosa (ngertikah maksudnya??) hehe.

Malam itu, kebaya putih sederhana membalut tubuh saya dan suami saya memakai jas (pinjaman). Kami menghadap pak penghulu di ruangan rumah saya yang waktu itu kosong. Karena semua acara yang berhubungan dengan pengantin dilaksanakan di halaman rumah dan sepanjang jalan depan rumah. Waktu saya tanya "Lho rumahe ndak dipakai mak??". Emakku jawab "Ora nduk, sekarang yang populer seperti ini". Walah lama ndak pernah tahu pernikahan di Indonesia ternyata sudah berubah. Padahal rumah saya lumayan luas dan bisa menampung 50an orang lebih kali ya hehe. 

Karena hajat ini Ibu saya yang punya, saya hanya bisa manut ndak banyak protes. Terus terang pernikahan saya yang hanya punya waktu sebulan untuk persiapan ini, semua yang ngatur keluarga. Waktu itu saya pulang hanya milih baju pengantin ke tukang rias selebihnya keluarga yang ngatur. Saya hanya minta pernikahan sederhana tapi setelah saya pulang sebuah pesta pernikahan sederhana sudah disiapkan untuk saya. Yach..... lagi-lagi karena kepercayaan "Anak perempuan pertama harus diramaikan (istilah jawanya Mbubak)". Ribet juga ya kalau ngikut aturan orang jawa. Tapi ya sudahlah bisanya hanya manut orang tua...... Yang penting bisa membuat mereka tersenyum bahagia. hehehe

Ijab Qobul kami  yang sederhana, 
Pakaian sederhana membalut kami berdua
Bukan di gedung mewah , 
Tapi di rumah dengan beralaskan tikar
Bukan mas kawin puluhan juta
Hanya ratusan ribu yang aku minta
Ini bukan harga atas diri saya
Tapi inilah harga yang harus kau bayar
Untuk mengikat  cinta kita berdua

Yach..... pernikahan kami penuh dengan kesederhanaan. Agar saya bisa belajar hidup sederhana kelak setelah kami hidup bersama. Tetap setia mendampinginya dalam masa-masa sulit. Tetap mengingatkannya ketika mencapai puncak kesuksesan, agar beliau (suami saya) tidak lupa diri. Dan tetap selalu ingat pada sang pencipta.

Harapanku......
Semoga pernikahan kami yang masih seumur jagung ini bisa langgeng sampai tutup usia kami. Jarak dan waktu bisa memisahkan kami saat ini. Tapi apapun tak akan mampu memisahkan hati kami. Tetap terikat erat oleh tali pernikahan. Sehingga mampu menggapai keluarga yang sakinah mawadah warohmah. Amiiiiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar