Senin, 05 September 2011

Cintaku Antara 2 Negara

Di posting yang berjudul Tak Kenal HP Dan Internet saya sudah menceritakan kalau kami memulai perjalanan Long distance kami. Bagaimana nasib cinta kami selanjutnya. Yuk disimak.....

Beberapa bulan dia di malaysia saya mengakhiri kursus menjahit saya, dan menyibukkan diri dengan belajar kerja di madiun . Waktu itu makan tidur dirumah boss. Ada 5 pegawai yang tidur sana dan salah satunya adalah teman SMEA saya. Jadi bisa terhibur dan hari-hari saya tak terasa sepi lagi. Dia juga sudah punya hp tapi saya belum punya. Setidaknya kalau kangen saya bisa lari ke warnet telpon dia gitu lho. Kalau dia sering telp ke tempat kerja tapi jam 6 pagi saat dia mau berangkat kerja jam 7 nya sana.  Selisih waktu Indonesia-Malaysia 1 jam lebih cepetan Malaysia.


Hingga suatu hari saya punya keinginan pergi ke Hong Kong. Awalnya dia ga setuju, tapi saya berhasil merayu dia dan mengijinkan saya ke Hong Kong dengan janji 2 tahun saya kembali. Lalu 27 desember 2002 saya masuk PT di surabaya. Hubungan kami masih baik-baik saja, sampai akhirnya 7 oktober 2003 saya meninggalkan Indonesia. Saat itulah perjalanan panjang dimulai.

Cinta antara 2 negara masih terus berlanjut. Malah semakin jauh, yaitu antara Hong Kong - Malaysia. Banyak suka dukanya waktu itu, awal saya di hong kong belum punya HP. Telponnya musti ngumpet takut ketahuan dan dimarah majikan. Dan sialnya sering banget ketahuan dan kena marah, karena telp rumahnya ga ada 'call waiting'. Tapi setelah selesai potongan gaji, saya beli HP sendiri, jadi lebih mudah komunikasi. Tapi hubungan kami sempat renggang dalam beberapa waktu. Seperti hal nya air laut yang kadang pasang kadang surut. Begitu juga dengan cinta kami.

Ada kisah lucunya juga, tahun 2004 (kalau ga salah) terjadi lamaran tanpa mempelai (lho?). Iya waktu itu dia ngeyel mau melamar saya. Akhirnya saya manut, dan hanya orang tua yang terlibat dalam lamaran itu. Saya di Hong kong dia di malaysia. 

Tahun 2005 dia pulang Indonesia, dan seharusnya saya menepati janji 2 tahun kembali dan nikah dengan dia. Tapi karena ada sesuatu hal, saya tidak jadi pulang dan pernikahan kami yang sudah dipersiapkan tapi belum matang itu GAGAL. Dia sangat kecewa sekali waktu itu, pertengkaran hebat terjadi antara kami. Sampai terucap kata dari mulut saya "kalau memang kamu sudah pingin nikah, silahkan menikah dengan orang lain. Aku ikhlas". Tapi dia tidak melakukannya dan memilih menunggu saya.

Dalam penantian yang tak pasti itu dia merasa bosan hidup di Indonesia tanpa saya. Waktu itu dia hanya kerja serabutan dan akhirnya pamit mau ke Taiwan. Sempat was-was juga dalam hati saya, kontrak di Taiwan khan 3tahun? Kalau dia jadi berangkat ke Taiwan berati saya harus nunggu 3 tahun lagi untuk menikah. Emak saya yang tahu rencana kami juga was-was "lha kamu mau nikah umur berapa to nduk?". Karena adek yang umurnya cuma selisih 2 tahun dengan saya juga sudah pingin nikah.

Yang lucu tuch calon mertua saya, saking sayangnya sama saya sampai-sampai beliau bilang "pokoknya nek bukan Tarry aku emoh". Saya sendiri heran, dia ga tampan dan pengangguran tapi banyak banget yang suka sama dia. Ada orang tua yang ingin menjadikan dia menantunya, ada juga cewek yang sengaja mengejar dia. Tapi saya cukup bangga karena mertua saya sudah cocok sama saya dan ga mau yang lain. Jadi pingin ketawa, yang mau nikah siapa yang semangat siapa hehe.

Akhirnya, tahun 2006 awal dia daftar ke Taiwan. Namun Allah berkehendak lain, karena 2 tahun daftar belum juga ada panggilan. Rupanya tahun 2008 jodoh saya datang, Sebelum dia berangkat ke Taiwan, Allah mempertemukan kami dalam sebuah ikatan suci pernikahan. Untuk kisah penikahan kami tidak usah diceritakan disini yach. Karena saya sudah menceritakannya di posting yang berjudul MALAM PERTAMA OH INDAHNYA (bukan cerita dewasa hehe) atau ANNIVERSARY 3th.

 Apa yang ditakutkan emak tidak terjadi, saya nikah dulu dan tidak dilangkahi adek saya. Beliau tersenyum bangga bisa menyaksikan kami duduk di pelaminan. Kata Mbak Lidya saya mirip ama emak saya. Memang, saat saya dirias pengantin banyak yang baru sadar kalau saya ini duplikat dari emak saya hihihihi.

Adalah suatu kebahagiaan yang sangat luar biasa bagi saya bisa menikah dengan orang yang saya cintai dan direstui oleh seluruh keluarga. Namun apakah pernikahan ini merupakan akhir dari sebuah perjuangan??? Nantikan episode terakhir di posting yang akan datang. hehe



Tidak ada komentar:

Posting Komentar