Selasa, 13 September 2011

Puncak Kemenangan Itu Sudah Kelihatan

Di postingan yang berjudul  Cintaku Antara 2 Negara saya sudah menceritakan kalau akhirnya kami menikah setelah 6,5 tahun berpisah.  Sebuah perjalanan panjang yang benar-benar tidak mudah tapi kami mampu melaluinya.

Saya berpikir pernikahan adalah akhir dari sebuah perjalanan. Tapi ternyata TIDAK, pernikahan adalah awal dari sebuah pelayaran panjang mengarungi samudera yang dinamakan rumah tangga. Dimana suami sebagai nahkodanya dan istri sebagai awaknya. Makin ke tengah kapal berlayar, makin besar ombak dan badai yang  menghantam. Apakah kami mampu membawa kapal sampai ke pelabuhan???, semua tergantung pada kerjasama kami berdua. Sedikit saja kami lengah,  pasti kapal akan karam dan tenggelam di dasar lautan.



Di saat kami baru membentangkan layar dan mulai berlalu meninggalkan dermaga, tiba-tiba badai itu datang menerpa. Badai apa??? Ya..... di saat kami sedang menikmati indahnya menjadi pengantin baru, kami harus berpisah lagi karena tugas sudah menunggu saya di Hong Kong. Airmata seluruh keluarga mengiringi kepergian saya. Padahal dulu saya pergi kemana-mana tak pernah ada airmata. Hari itu, pertama kalinya mereka melepas saya dengan airmata. Saya hanya diantar sampai pinggir jalan besar dan ke Surabaya naik bus berdua dengan suami. Sengaja tidak mau diantar keluarga sampai bandara karena kami ingin menginap di Surabaya biar ga repot kalau ke Bandara.

Ujian berat menyapa kami, kalau waktu pacaran ujiannya hanya menahan rindu, setelah menikah harus berjuang mengendalikan yang namanya nafsu. Awalnya terasa sangat berat menjalani hidup terpisah seperti itu. Setiap telp suami saya selalu bilang "Dek pulang aja yach???". Dan saya hanya bisa nangis setiap mendengar suara suami saya. Suami saya malah kayak orang stress, kadang nangis setiap kali melihat barang-barang saya. Sampai-sampai berat badannya turun drastis.

Namun, keadaan itu tidak berlarut-larut karena kami ingat CITA-CITA kami dan akhirnya kami bisa menyesuaikan diri dengan keadaan.  Dan beberapa bulan setelah saya kembali ke Hong Kong suami saya berangkat ke Taiwan. Masih dengan status cinta antara 2 negara(lagi) yaitu Hong Kong dan Taiwan. Semakin dekat, tapi biaya telp nya malah yang paling mahal dibanding negara lain. Kalau saya telp ke Indonesia $20 bisa jadi 80 menit, dan suami saya telp kesini Rp5000 bisa jadi 20 menit. Tapi Hong Kong ke Taiwan $20 cuma jadi 45 menit. Suami saya kalau telp saya malah lebih mahal, SMS juga mahal. Nasib..... CINTAKU BERAT DI ONGKOS. Saya yang ngalahi telp suami. Dan yang lain daripada yang lain adalah, kami tidak menggunakan internet untuk komunikasi. "Hari gini ga kenal Internet??? Apa kata dunia???" Ada yang mau bilang gitu sama saya??? (pegang sandal siap lempar) hahaha.

Ada yang aneh setelah kami menikah, kami malah seperti orang pacaran. Setiap hari harus di telp meskipun hanya semenit atau 2 menit karena tarifnya yang mahal. Katanya sehari ga dengar suara saya, rasanya ada yang kurang bahkan sampai ga bisa tidur (halah ngerayu). Padahal sebelum menikah telpn ga setiap hari, kadang malah seminggu sekali. Yach inlah nikmatnya pacaran setelah menikah, habis pulsa banyak tidak masalah. Lha wong sudah jadi kekasih halal kok. hehe.

Waktu terus berlalu, berbagai ujian datang.... makin lama semakin berat seiring bertambahnya usia pernikahan kami. Tapi alhamdulillah kami mampu bertahan. Jujur saya sering sekali melakukan kesalahan. Dari yang kecil sampai yang besar, tapi pintu maaf itu selalu ada buat saya. Itulah salah satu kelebihan suami saya yang berhati luas seluas samudera. Meskipun saya sering melakukan kesalahan bukan berati saya tidak punya kelebihan lho. Sifat Nerimo sayalah yang jadi kelebihan saya. 

Meskipun suami saya dari keluarga biasa-biasa saja, tapi sedikitpun tidak pernah terlintas dalam pikiran saya tentang hidup kekurangan kalau saya nikah dengan dia. Bagi saya, agama lebih penting dari segalanya. Dan ternyata.....saya yang orang biasa dan menikah dengan orang biasa yang mengerti agama (meskipun sedikit) juga bisa bahagia. Kami bersama-sama memulai dari nol. Tidak ada istilah punyaku lebih banyak punyamu lebih sedikit. Pokoknya saling kerjasama gitu hehe.

Saat suami saya di Taiwan, banyak teman yang bilang "hati-hati ya suamimu di Taiwan, ntar kecantol  cewek disana". Tapi sedikitpun saya tidak pernah khawatir meskipun suami saya setiap hari wira-wiri dan ketemu banyak cewek Indonesia. Bukan saya tidak sayang atau tidak cinta tapi karena saya percaya  suami saya. Sebelum ada orang yang nggosip tentang suami saya, biasanya dia cerita lebih dulu. "Dek tadi di pasar kenal cewek bla bla bla". Jadi saya belum sempat curiga sudah di kasih tahu dulu hehe.

Kenapa saya bisa percaya dengan suami saya??? Pertama Karena kami ingat perjuangan kami dalam mencapai puncak kemenangan. Kerikil tajam harus kami lewati, bukit terjal harus kami daki. Jurang curam selalu mengancam keselamatan kami. Kami tidak akan menyia-nyiakan perjuangan yang sebentar lagi akan mencapai puncak kemenangan. Kami akan tetap bertahan dan akan berdiri di puncak sebagai PEMENANG. 

Alasan kedua, karena saya memegang separuh nafas suami saya. Nafas yang mana??? Yach.... semua hasil keringat suami saya masuk ke rekening saya. Jadi kalau mau macam-macam silahkan saja dan siap-siap menjadi KEREN tanpa N hehehe. becanda..... Intinya kami mampu bertahan karena kami ingin menggapai ridho ALLAH bersama-sama. AMiiiiin.

Saat ini kami hanya tinggal menghitung hari, puncak kemenangan sudah kelihatan. Selangkah lagi kami akan jadi pemenang. Yach.... kami akan menjadi pemenang  atas cinta kami. Yang kami rasakan saat ini waktu begitu cepat berlalu. Biasanya kalau menunggu tuch terasa lama, seakan jarum jam tak berjalan. Tapi kami tidak, tiba-tiba saja sudah bulan 9.... bulan 10.... bulan 11..... dan...... apa yang terjadi nanti???? Entahlah.... Kami hanya bisa menjalani takdir ILLAHI.

Cukup sekian kisah cinta saya yang penuh liku-liku. Banyak suka dan duka yang mewarnai kisah cinta kami. Jatuh bangkit lagi..... jatuh..... jatuh..... bangkit dan selalu bangkit saat kami terjatuh. Karena tangan ini tak pernah lepas dari genggamannya dan selalu sabar dalam membimbing saya yang bandel ini. Apakah yang akan terjadi ketika kami hidup bersama?? Tunggu kisahnya kalau kami sudah di Indonesia yach, hehe 


*Note: Inilah rute perjalanan cinta kami 
1. 02-01-01sampai 02-01-02=> cinta antara 2 kampung 
2. 03-01-02 sampai 07-10-03=>  Indonesia - Malaysia
3. 08-10-03sampai akhir 2005=>  Malaysia - Hong Kong
4. akhir 2005 sampai 11-11-08=>  Hong Kong - Indonesia yang berakhir di pelaminan
5. 12-11-08 sampai sekarang=> Taiwan - Hong Kong
Di artikel sebelumnya ada yang comment garam di laut asam di gunung akhirnya bertemu di belanga. Seperti itulah cinta kami. Setelah berkelana ke negara orang akhirnya jodohnya juga tetangga sendiri. Jodoh memang rahasia ALLAH tapi kita sebagai manusia juga wajib berusaha toh. Bagi yang belum dapat jodoh, ayo semangat..... hehe.

======T A M A T======

Hayo siap-siap ikuti GiveAwaynya, Yang Insyaallah akan saya luncurkan tepat di ulang tahun suami Blog saya yang pertama. Kapan??? Tunggu aja yach hehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar