Jumat, 23 September 2011

Si Jago Merah Marah

Matahari masih bersembunyi dibalik awan. Saya terbangun dan lihat Jam di HP menunjukkan angka 5.30. Pagi ini tak seperti biasanya, ada puluhan misscall dari suami saya. Beberapa detik kemudian HP saya bergetar lagi. Saya angkat dan mau marah-marah, karena saya paling ga suka di telp berkali-kali.


Tapi suara suami saya menghentikan marah saya. "dengarkan dulu!! dek, tempat kerja mas kebakaran. Sekarang masih rame, memadamkan api. Ndak tahu gimana dengan nasib mas, Nanti tak kabari lagi". Saya yang tadinya masih ngantuk langsung melek dan sampai setengah 8 ga bisa tidur lagi kepikiran suami, terus bangun mulai aktivitas.

Oh iya, dulu ada yang tanya "kalau jam 7.30 baru bangun, lha shubuhannya kapan mbak?. Di blog ini saya jarang nulis yang berbau ibadah atau agama ya? Ya memang ilmu saya belum cukup untuk ngomongin masalah itu hikz. Tapi yang jelas, di tengah kesibukan, saya masih sempat shalat meskipun kilat hehe. Sekian sekilas info.

Ceritanya, suami saya bangun mau shubuhan dan ga sengaja lihat api berkobar dari tempat kerjanya yang kebetulan berdekatan dengan rumah tinggal suami saya. Suami saya langsung bangunin majikannya. Dan tak lama petugas pemadam kebakaran datang.

Andai saja suami saya ga bangun untuk shubuhan entah apa yang akan terjadi dengan suami saya. Saya sangat bersyukur ALLAH memberi pertolongan dan tidak terjadi apa-apa dengan suami saya. Kalau toh harus kehilangan pekerjaan yang kurang 2 bulan lagi finish, bagi saya tidak masalah yang penting suami saya selamat.

Dan baru saja saya telp katanya api sudah padam. Dalam kepanikan suami saya masih bisa tertawa menghibur saya yang sedang galau karena khawatir dengan keadaannya. Yach begitulah suami istri, saling menghibur bila ada kesedihan, ada yang mengalah bila ada kesalahpahaman. Sehingga tetap tercipta keharmonisan dalam rumah tangga meskipun saling berjauhan.

Ya Allah. . . .
Andai rejeki kami hanya sampai disini.
Hamba ikhlas,
Tapi hamba meminta
Kembalikan suamiku utuh,
Seperti 3,5 tahun lalu
Saat dia melepas kepergianku.
Amiin.

Kata-kata ini pernah saya ucapkan hampir 2 tahun lalu. Saat kakek asuhan suami saya meninggal. Aturan di Taiwan, kalau asuhannya meninggal kontrak kerja diputus alias di PHK. Waktu itu kami sudah pasrah, tapi ALLAH berkehendak lain. Job suami saya yang tadinya jaga kakek dialihkan jaga anak majikan yang ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Jadi suami saya tetap bisa kerja di majikannya itu. Alhamdulillah. . .

Tapi masalahnya sekarang tempat kerjanya yang kebakaran. Tempat suami saya mencari nafkah kini jadi arang. Bagaimana nasib suami saya? Kami hanya bisa menyerahkan semuanya pada ALLAH. Semua pasti ada hikmahnya. Sabar!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar