Sabtu, 15 Oktober 2011

Aku Tak Mampu Mendidiknya

Ada giveaway lagi lho....Kali ini temanya anak yang merupakan giveaway pertama dari Rumah Mauna. Untuk memperingati ultah putra pertamanya yaitu adek Fathan yang ke 4.  Memang saya belum punya anak tapi saya pernah merawat anak di kontrak kerja saya yang pertama dan kedua. Kontrak pertama ga ada yang istimewa, karena mereka (bocah umur 10 dan 5 tahun) adalah anak yang penurut dan kenakalannya wajar layaknya anak-anak pada umumnya.


Tapi di kontrak kedua, saya merawat anak tunggal berumur 7 tahun yang kenakalannya over dosis. Sebenarnya orang tuanya yang merupakan majikan saya adalah orang baik yang mengajarkan sopan santun kepada anaknya. Meskipun saya hanya seorang pembantu, tapi tak segan-segan untuk bilang "thank you" bila saya bantu, dan bilang "sorry" kalau memang mereka yang salah.

 Kalau masih 1 tahun gini ya lucu dan menggemaskan, tapi kalu sudah 7 tahun  bisa berubah jadi anak yang menjengkelkan. (Saya dan cicitnya nenek asuhan saya yang sekarang)

Tapi karena kenakalannya sudah over dosis, sepertinya dia tidak terima bila harus bilang thank you atau sorry kepada saya. "Kamu itu pembantu kenapa aku harus bilang sorry sama kamu??" kata yang sering saya dengar kalau orang tua tidak ada di rumah. Yach, dia nampak gadis kecil yang manis bila ada orang tuanya. Tapi kalau hanya ada kami berdua di rumah, dia adalah gadis kecil yang mengerikan dan menjengkelkan sekali.

Sering kali saya menutupi setiap kesalahan dia, dan tak segan-segan saya membelikan mainan yang dia inginkan dengan harapan dia akan menyukai saya. Tetapi karena memang dasarnya bocah nakal, usaha saya itu sia-sia dan kadang-kadang malah mendatangkan amarah orang tuanya. Bukan hanya saya yang dimarah, tapi dia juga kena marah. Saya akui, majikan saya memang selalu berlaku adil kepada saya, tapi hal itu membuat si bocah malah semakin membenci saya.

****

Pernah suatu hari saya selesai menyetrika baju. Padahal saat saya menyetrika, dia asyik dengan mainannya. Tapi ketika saya hendak memandikan dia, sudah di kamar mandi, sudah lepas baju dan saya tinggal keluar ambil baju ganti. *Biasanya dia mandi sendiri, saya hanya mengatur air panas dan bongkar pasang bajunya*. Tiba-tiba saja tanpa baju,dia sudah ada di depan meja setrika, menjerit, menangis dan sebuah luka bakar  menghiasi perutnya. Yach, dia pegang setrika yang masih panas dan tidak sengaja menyentuh perutnya.

Spontan saya panik bukan kepalang, lha wong saya yang sudah tua saja juga njerit-njerit kalau kena barang panas, apalagi dia yang masih kecil???. Yang ada dalam pikiran saya, "pasti saya di pecat". Saya ikut nangis dan mengolesi luka yang  panjangnya sekitar 10cm itu dengan pasta gigi. Mungkin dia kasian sama saya kali yach, sehingga dia bilang "cece aku ga ngomong mami kok, sorry aku yang nakal". Akhirnya kami menyimpan rahasia besar itu sampai lukanya mengering tapi masih berbekas.

Namanya juga barang busuk, pasti lama-lama akan ketahuan. Saat sang mami membangunkan dia untuk sekolah, tiba-tiba dia molet dan tanpa ba bi bu, luka bekas kena setrika terlihat dengan jelas. Wah, majikan saya langsung emosi tingkat tinggi. Yach namanya juga anak satu-satunya pasti khawatir donk. Tapi dia juga menyadari kenakalan anaknya itu. Dan alhamdulillah, saya tidak di PHK tapi di suruh hati-hati dan ga boleh kerja apapun kalau dia ada dirumah. Nunggu dia tidur atau sekolah baru boleh kerja.

Beruntung sekali, belum tentu beruntung di lain kali. Sekali dua kali bahkan sering, saya ketahuan berbohong untuk menutupi kesalahan dia. Pernah suatu hari, dia mogok ga mau mandi. Saya hanya bilang "iya" ketika dia bilang "cece, jangan bilang mami kalau aku ga mandi ya??". Tapi karena sang mami jeli, akhirnya ketahuan juga. Tiba-tiba "Tarry..... kenapa CDnya mui-mui ga ganti??? Apa dia ga mandi???. Saya pun ga bisa berbuat apa-apa selain mengiyakannya.

Akhirnya, dari masalah kecil dan sepele akibat ulah si gadis kecil mampu merubah karakter majikan. Yang tadinya baik berubah jadi pemarah. Awalnya saya hanya sabar dan sabar menghadapi situasi dalam rumah itu. Tapi karena saya hanya manusia biasa dan bukan nabi, kesabaran saya sampai pada puncaknya.Setelah 6 bulan saya berusaha bekerja dengan sebaik mungkin, akhirnya saya MENYERAH. Saya tak mampu mendidiknya untuk jadi gadis kecil yang manis dan penurut.

Pada suatu malam, saat majikan baru pulang kerja "Sorry mom, aku sudah ga mau kerja disini lagi". Dan malam itu juga, dengan membawa sisa gaji tanpa uang tiket saya pergi dari rumah itu dengan membawa karung berisi baju. Yach, saya break kontrak karena sudah tidak kuat lagi. Daripada stress ya mending mem PHK kan diri saja. Hikz.

****

Meskipun saya hanya bekerja 6 bulan di keluarga itu, tapi banyak pelajaran berharga yang saya dapatkan yaitu: 
  1. Kejelian seorang ibu terhadap anaknya, sehingga anaknya terluka bahkan celana dalam tidak ganti saja sang ibu bisa tahu. Ada lho ibu yang sama sekali tak peduli dan menyerahkan urusan anak kepada pengasuhnya
  2. Cara menyelesaikan masalah, beliau tidak langsung percaya kepada anaknya tapi juga mendengar penjelasan saya. Sehingga, bukan hanya saya yang kena marah tapi dia juga kena. Meskipun bobotnya berbeda, yang jelas saya lebih berat donk hehe.
  3. Mengajarkan anak untuk menghargai  pembantu pengasuhnya. Jangan mentang-mentang bisa menggaji terus semena-mena.
  4. Hati-hati dengan barang yang membahayakan keselamatan anak. Karena masa kanak-kanak adalah masa kritis yang pingin tahu lebih banyak tentang sesuatu.  
  5. Jangan pernah mendukung anak untuk berbohong, apapun alasannya. Karena tanpa kita sadari kita telah mencetak dia untuk jadi pembohong.*catatan pribadi kalau nanti punya anak* hehe.

Adek Fathan, jagoannya Bunda Mauna,
Artikel ini diikutsertakan dalam acara GiveAway "Anakku Sayang" oleh Rumah mauna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar