Selasa, 04 Oktober 2011

Hutang ya Harus Dibayar

"Hi tarry, how are you?", sapa Estrella teman saya asal Philipina dari seberang trotoar. Saat lampu hijau, saya nyebrang dan dia tetap diam nunggu saya

"Last time, I borrow you $20. I giveback you". Sambil menyerahkan selembar uang 20an ke saya. Saya tidak langsung menerima karena saya lupa kapan dia pinjam.


Setelah dia menjelaskan, saya baru ingat. Kami tinggal dalam satu building tapi dia 34/F saya 16/F dan nenek kami berteman. Bulan maret lalu kami sama-sama momong nenek di taman dan dia ceguk'an, ga bawa uang buat beli minum. Karena saya teman yang baik dan tidak sombong *halah* ya saya kasih pinjam donk.

Setelah kejadian itu, saya dan nenek pindah rumah jadi ga bisa ketemu dia. Tapi nenek ada pengasuh baru, dan juli kemarin saya kembali ke rumah majikan saya dan kebetulan ketemu dia. Terus mengembalikan uang saya yang hanya $20 itu.

Saya jadi ingat minggu kemarin, waktu teman saya ngeyel mengembalikan uang $15 ke saya meskipun saya ga mau. Katanya "yang namanya hutang itu harus dibayar. Berapapun itu, biar ga jadi beban kelak di akhirat".

Kalau memang benar hutang harus dipertanggung jawabkan sampai di akhirat, kenapa ya ada orang yang tega melarikan diri dari yang namanya hutang??

Ada orang yang tega membiarkan temannya dikejar-kejar bank karena dia ga mau bayar cicilan. Ada orang yang memelas kepada temannya, dia bilang keluarganya dalam kesusahan dan butuh uang. Setelah dapat pinjaman diapun menghilang bagai ditelan perut bumi. Dan masih banyak lagi contoh yang lain.

Dan orang-orang polos yang sok baik malah sering jadi korban kekejaman teman (termasuk saya). Kenapa ya, teman sebangsa setanah air bisa tega melakukan hal itu. Padahal sama-sama kerja, gajinya juga sama. Argggh. . . . Entahlah mungkin kebutuhan masing-masing orang berbeda. *postingan ga jelas dech kayaknya* xixi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar