Jumat, 14 Oktober 2011

Wanita Harus Bisa Masak

"Wanita harus bisa masak", kata majikan perempuan saya yang sekarang. "Karena seorang wanita yang bisa masak, mempunyai nilai plus di mata suami, anak dan juga mertua" imbuhnya. Prinsip itulah yang mungkin dipegang majikan saya, sehingga beliau pinter dalam hal masak memasak. Saya banyak belajar tentang masakan dari beliau, meskipun belum bisa menguasai semua ilmu beliau tapi setidaknya saya mau belajar. 

Gambarnya dari sini

Apakah prinsip ini masih di pegang untuk wanita jaman sekarang??? Sepertinya tidak semua. Karena wanita sekarang telah dimanjakan dengan adanya catering, warung makan, dan usaha sejenis yang mempermudah tugas para wanita Indonesia. Kalau orang Hong Kong banyak yang telah dimanjakan oleh keberadaan seorang pembantu. Sehingga membuat wanita jarang, bahkan tidak mau belajar memasak. Betul apa betul???

Tapi, bagaimana perasaan anda jika suami atau anak anda lebih memilih masakan asisten anda daripada masakan anda?? Hal ini sering saya temui di kontrak saya yang dulu kalau saya pergi libur. Kata bocah asuhan saya "Mami yang masak ga enak, lebih enak masakan cece" *cece sebutan untuk saya*. Nah lho!! siapa yang salah???. hehe

Kalau saya sendiri dari SD sudah belajar masak sendiri menggantikan tugas bapak. Meskipun hanya seminggu sekali atau hari libur sekolah. Memasak bukanlah satu hobby yang saya lakukan dengan suka cita. Melainkan suatu bentuk dari keterpaksaan karena tidak ada ibu di rumah. Milih masak atau milih ga makan?? Dua pilihan yang sama-sama merepotkan yach??? Jadi mau ga mau ya harus masak, entah bagaimana rasanya. hehe.

Setelah saya kerja di Hong Kong, memasak adalah suatu keterampilan yang harus saya kuasai. Pernah sekali kontrak, nenek yang masak dan saya hanya sebagai asistennya. Mulai dari mikir menu, menyiapkan masakan, masak, makan, sampai selesai dan dapur kelihatan cling kembali, semua saya lakukan sendiri. Sehari mikir 4 macam masakan untuk dinner dan menu makan siang yang dalam seminggu tidak boleh ada menu sama. Sering pusing kepala saya gara-gara mikir menu. Kalau sudah pusing biasanya cuma wira-wiri dalam pasar ga tahu harus beli apa. Kadang-kadang sudah menyiapkan daftar belanjaan tapi dipasar bahannya yang ga ada. Teman-teman bilang lagi 'Fashion show' di pasar. Hikz.

Sepertinya masak tidak perlu keahlian khusus ya. Yang penting mau belajar dan praktek langsung tiap hari. Meskipun ada asisten pribadi, ga ada salahnya khan belajar??? Lama-lama pasti kita bisa. Seperti halnya saya yang dulu tidak bisa masak makanan chinese yang sebenarnya sangat mudah, akhirnya juga bisa tuch. Tapi yang repot sekarang, saya lupa masakan Indonesia. Haha. Tapi saya sudah ngomong sama suami, kalau ga bisa masak lodeh, mau saya masakin oseng-oseng aja seperti masakan chinese. hihihiihi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar