Senin, 24 Oktober 2011

Ketika "CERAI" Menjadi Pilihan

Hampir tak percaya......sebuah keluarga yang nampak harmonis, nampak romantis dan nampak bahagia di depan mataku itu ternyata menyimpan BOM yang setiap saat bisa meledak dengan dasyatnya. Yach.... BOM itu sudah meledak.... aku mendengarnya..... Teramat dasyat dan mampu menghancurkan hati seorang wanita hingga berkeping-keping dan berserakan kemana-mana.


Terpana, lemas dan tiada airmata yang membasahi pipi mulusnya. Ketika orang yang hampir 25 tahun bersamanya itu berkata "Kalau bersama hanya membuat hati tak bahagia lebih baik kita berpisah saja". Sekarang baru terucap kata itu??? Setelah 25 tahun waktu berlalu??? Disaat putra semata wayangnya sudah menjadi mahasiswa salah satu Universitas di Amerika. Ketika masa-masa sulit telah mampu dilalui berdua. Sekarang, disaat masa pensiun sudah didepan mata, haruskah mengakhirinya dengan kata CERAI??. Tak adakah kata yang lebih indah dari kata-kata itu????

Argggggh, aku telah menjadi saksi bisu atas peristiwa yang terjadi menjelang pagi tadi. Aku harus berbuat apa??? Aku harus bagaimana??? Aku ingin merengkuh tubuhnya..... Aku ingin ikut memberi dukungan kepadanya. Tapi apalah daya..... aku hanya seorang pembantu yang tak punya hak ikut campur urusan mereka. Aku hanya bisa diam, menangis dalam hati seakan ikut merasakan pedihnya hati seorang wanita yang tersakiti.
Tak ingatkah saat bahagia mereka???

Laki-laki yang mampu memimpin ratusan anak buah di kantornya itu, tak mampu menjadi pemimpin dalam rumah tangganya. Siapa yang harus disalahkan??? Apakah harus menyalahkan cinta yang sudah mulai memudar diantara mereka??? Apakah harus menyalahkan padatnya tugas-tugas yang sudah menjadi kewajiban sang kepala rumah tangga??? Entahlah..... Semoga kita dijauhkan dari hal-hal yang merusak. Amiiiin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar