Kamis, 06 Oktober 2011

Perjuangan Di Negeri Beton

Imajinasi tentang Hong Kong muncul begitu saja di benak gadis yang usianya belum genap 20 tahun itu. Begitu mengganggu, setelah dia menerima sepucuk surat dari sahabatnya yang jadi TKW di Hong Kong. Imajinasi itu tak dibiarkan hilang begitu saja, dia ingin mewujudkannya.

Setelah mendapat ijin dari bapak dan kekasihnya, dia daftar menjadi TKW melaluli penyalur tenaga kerja. Beberapa jam sebelum berangkat ke penampungan, dia telp ibuknya yang bekerja di Arab "mak, aku nanti setelah maghrib mau berangkat ke penampungan. Aku mau kerja ke Hong Kong". Emaknya sempat kaget, mau bilang "jangan, kok sudah daftar. Mau bilang "iya" kok ngomongnya tiba-tiba. Akhirnya, mau ga mau sang ibu mengijinkan dia pergi ke Hong Kong dan hanya do'a yang mampu beliau berikan.

Dia masuk PT di penghujung tahun 2002. Dan kebetulan, tahun 2003 di Hong Kong ada virus ganas mematikan yang namanya SAR. Sehingga pemerintah menghimbau, proses pemberangkatan TKW ke Hong Kong ditutup total. Itu berati, dia ga diproses. Beberapa temannya membujuk untuk kabur, tapi dia memilih minta uang ke keluarganya untuk menebus keluar dari PT sebesar 3juta. Setelah uang 3 juta disiapkan, dia berubah pikiran setelah dibujuk teman yang lain, agar tetap sabar "sayang khan uang 3 juta hanya untuk menebus keluar dari sini??" kata temannya.

Akhirnya dengan sabar dia menunggu dan menunggu yang dia sendiri tidak tahu sampai kapan. Dalam penantiannya itu, pihak PT mempercayai dia sebagai tukang ojek. Disaat teman-temannya menjadi burung dalam sangkar emas. Dia bisa dengan bebas wira-wiri Surabaya-Sidoarjo untuk mengantar surat-surat penting. Karena PT nya hanya PT kecil dibawah naungan PT pusat. Tugasnya itu membuat dia tidak sadar kalau penantiannya sudah menginjak 7 bulan dan dia selesai ujian dengan nilai memuaskan. 7 bulan belum juga terbang ke Hong Kong??? sempat protes, tapi ternyata ALLAH punya rencana lain. Rupanya, ALLAH ingin mempertemukan dia dengan ibunya sebelum dia berangkat ke Hong Kong. Ibunya pensiun jadi TKW di Arab dan dia sempat menikmati kebersamaan dengan ibunya meskipun hanya sekejab.

Setelah bertemu dengan ibunya, 2 bulan kemudian tepatnya tanggal 7 oktober 2003 menjelang tengah malam, Pesawat Eva Airlines membawanya terbang ke Taiwan untuk transit ke Hongkong. Yach, hari ini tepat 8 tahun dia meninggalkan Indonesia. Gadis yang seumur-umur baru tour ke Yogya itu mau pergi keluar negeri. Impian untuk pergi ke Hong Kong jadi kenyataan.

Dan tepat tanggal 8 ocktober 2003, dia pertama kali menginjakkan kakinya di negeri beton Hong Kong. Tak terasa, 8 tahun sudah berlalu. Dia bekerja di 4 majikan dalam 8tahun. Rekor yang mencengangkan mungkin, karena hampir semua temannya rata-rata kerja di 1 atau 2 majikan.

Kontrak pertamanya dengan gaji underpay dan punya majikan perempuan yang galaknya sampai mengerikan. Tapi dia berhasil menyelesaikan 2tahun.

Kontrak keduanya mengasuh anak 7 tahun yang menjengkelkan. Dan kebaikan majikannya tak mampu membujuknya untuk tetap bertahan. Hanya 6 bulan kerja, lalu dia break kontrak bukan di PHK.

Kontrak ketiganya merawat nenek 80 tahun yang angkuh, acuh seakan tak butuh pembantu dan super cerewet. Tapi keangkuhannya luluh ketika sudah terkapar tak berdaya di rumah sakit sebulan menjelang finish. Majikan mencoba menahannya agar tetap kerja. Tapi terlambat karena dia sudah tanda tangan kontrak dengan majikan lain.

Sebelum masuk kontrak keempatnya dia pulang Indonesia untuk melangsungkan pernikahannya dan kembali lagi ke Hong Kong.

Di kontrak keempat dia merawat nenek 80 tahun yang sakit kencing manis. Semua anggota keluarga baik, tapi majikan perempuan tidak kerja alias pengangguran. Meskipun ga kerja, tapi tidak pernah komplain masalah pekerjaan. Tak pernah ada amarah di rumah itu. Yang ada hanya rasa kekeluargaan dan saling menghargai meskipun dia hanya pembantu.

Tanpa terasa, hampir 3,5tahun dia bekerja di majikan itu, dan dengan berat hati harus meninggalkan keluarga yang baik hati dan memberikan banyak pengalaman hidup kepadanya itu. Dia ingat umurnya yang tak lagi muda. Sehingga harus memikirkan masa depannya. Kalau nuruti duit tak akan ada habisnya.

8 tahun bukan waktu yang singkat, banyak pelajaran berharga yang dia dapat dari negeri beton. Dia pernah gagal jadi TKW, dia pernah salah pergaulan dan berada diambang kehancuran, tapi dia mampu bangkit atas bimbingan suaminya tercinta. Sekarang dia telah mampu berjalan meskipun masih tertatih. Dan suatu saat, dia pasti mampu berlari mengejar ketertinggalannya. Semoga. . . .

Oh iya, tahukah anda siapa gadis itu? Yach. . . Gadis itu adalah saya. Hehe. Untuk kisah perjalalanan saya insyaallah akan saya wujudkan dalam bentuk buku *buku diary* xixi


BUKAN BAGAIMANA KITA BISA TERHINDAR DARI KEGAGALAN TAPI BAGAIMANA KITA BISA BANGKIT DARI SEBUAH KEGAGALAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar